Tampilkan postingan dengan label Againts The Gods. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Againts The Gods. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Oktober 2016

ATG Indonesia Chapter 23

Againts The Gods Bahasa Indonesia
Chapter 23: Pergolakan (2)

-------------------+------
Penerjemah: PujanggaCinta
-------+------------------

"Baik! Semua anggota Klan Xiao akan berkumpul disini besok pagi. Hamba berjanji takkan ada seorang pun yang ketinggalan." Janji Xiao Yunhai.

"Bagus! Waktu kami sungguh berharga. Kami hanya punya waktu besok. Aku tak mau ada masalah tak terduga." Kata Xiao Kuangyun acuh, lalu ia menoleh: "Kalian semua adalah keturunan tetua Xiao Zheng, sudah sepantasnya kalian mendapatkan hadiah. Xiao Ba, berikan hadiahnya!"

Seseorang yang bernama Xiao Ba  melangkah ke depan dan dengan tanpa ekspresi menyodorkan sebuah kotak kayu di hadapan Xiao Yunhai. Tangan Xiao Yunhai gemetaran saat menerima hadiah itu dengan ekspresi ketakutan tampak di wajahnya: "Hamba ber...berterima kasih atas hadiah dari Sekte Xiao. Hamba sangat bersyukur."

"Di dalamnya terdapat 'Serbuk Pembuka Tenaga'. Ia bisa digunakan untuk membersihkan pembuluh tenaga, membantu seseorang agar lebih cepat melatih tenaga dalam selama periode tertentu. Ia juga bagus untuk menyembuhkan pembuluh tenaga yang terluka karena suatu hal. Bahkan di kalangan Sekte Xiao, ini merupakan obat mujarab."

Arti dari keterangan tersebut adalah... Karena obat ini dianggap obat mujarab bagi Sekte Xiao, maka bagi Klan Xiao, ini merupakan eliksir ajaib nomer satu.

"Ia juga bagus untuk menyembuhkan pembuluh yang terluka karena suatu hal..." Kalimat ini membuat wajah tenang Xiao Lie menjadi tegang. Matanya mengekspresikan pikiran aneh, tapi kemudian ia menghela nafas dalam dan ekspresi aneh di matanya kembali redup.

Xiao Yunhai meletakkan kotak hadiah tersebut dengan hati-hati, lalu berkata dengan wajah penuh syukur: "Karena ini adalah obat dari Sekte Xiao, pasti khasiatnya melebihi bayanganku. Hamba tidak tahu bagaimana Klan Xiao harus membayar kebaikan Tuan Muda Xiao... Karena Tuan Muda Xiao belum mau beristirahat, bagaimana kalau hamba menyuruh orang untuk mengantarkan Anda jalan-jalan keliling  Klan Xiao atau Kota Awan Apung? Walaupun ini kota kecil, kami punya beberapa tempat yang mungkin bisa membuat Anda senang."

Melihat Xiao Kuangyun tidak menggelengkan kepalanya, Xiao Yunhai segera menarik dan menyeret  Xiao Yulong: "Ini putra hamba, Xiao Yulong. Umurnya tak jauh beda dengan Tuan Muda Xiao. Bagaimana jika ia saja yang mengantar Anda semua keliling?"

Maksud dari Xiao Yunhai sudah terlihat jelas. Ia ingin, sebisa mungkin,  membuat Xiao Yulong menjadi yang pertama kenal dan bergaul dengan Xiao Kuangyun. Dengan begitu, kesempatan ia dibawa ke Sekte Xiao semakin bertambah. Jika Xiao Yulong bisa memberi kesan bagus terhadap Xiao Kunagyun, mungkin saja nantinya ia juga akan memperoleh perlindungan dari Xiao Kuangyun setibanya di Sekte Xiao, yang akhirnya meningkatkan kedudukannya...

"Hamba yang hina ini bernama Xiao Yulong. Bisa menjumpai kebesaran tamu agung dari Sekte Xiao sungguh merupakan anugerah seumur hidup." Xiao Yulong melangkah maju memperkenalkan diri dengan  merendah dan sederhana.

Xiao Kuangyun menatapnya dalam dan berkata acuh: "Baik, antar kami jalan-jalan. Aku sudah biasa mengunjungi tempat populer, tak mengapalah sesekali melihat-lihat daerah terpencil. Lainnya boleh pergi. Aku gak suka diikuti terlalu banyak orang. Kalau ada perlu, aku akan mencari kalian."

"Baik, baik!" Jawab Xiao Yunhai segera: "Jika Anda sekalian butuh apapun, silakan suruh siapapun yang ada disini. Yulong, tolong layani dengan baik para tamu penting ini."

"Baik ayah."

Xiao Yunhai dan ke-lima tetua memohon diri dengan hormat. Tamu dari Sekte Xiao datang terlambat dari jadwal, sehingga semua urusan bisnis ditunda besok.

Xiao Yulong berdiri di samping Xiao Kuangyun dan membungkuk, bersikap merendah. Mulutnya tersenyum: "Tuan Muda Xiao, meskipun Kota Awan Apung ini merupakan kota kecil, namun ia dapat memenuhi semua kebutuhan. Hamba tidak tahu apa yang ingin pertama kali Anda nikmati, pemandangan indah, masakan lezat, ataukah...wanita cantik?"

Melihat senyum tak jelas Xiao Yulong, wajah Xiao Kuangyun menjadi cerah dan juga menunjukkan senyuman cabul: "Sebagai pria, menurutmu apa yang harus kita nikmati dulu?"

Bagaimana mungkin Xiao Yulong tidak tahu watak Xiao Kuangyun dari wajah pucatnya? Ia lalu menyuarakan tawa heh heh-nya dan berkata: "Bisa dilihat dari penampilan bahwa Anda adalah pria sejati, jadi sudah seharusnya kita merasakan apa yang harus dinikmati oleh pria sejati terlebih dahulu! Walaupun Kota Awan Apung ini kecil, namun Rumah Harum Surgawi kota ini sudah terkenal luas di masyarakat. Sudah banyak orang yang menempuh jarak ratusan li kemari karena reputasinya. Mari kita pergi kesana?"

"Kau, bocah, pintar sekali!" Mulut Xiao Kuangyun tersenyum dan matanya menatap Xiao Yulong: "Ayo kesana!"

Xiao Yulong berjalan dengan lincah di depan untuk menuntun mereka. Di saat mereka akan berangkat, terlihat bayangan seorang gadis cantik melintas di pandangan mata Xiao Kuangyun.

Sosok gadis itu bergerak dengan gemulai dan begitu menawan hati. Dilihat dari jauh, bentuk tubuhnya begitu menggoda sehingga sulit diungkapkan dengan kata-kata. Dibalik gaun biru yang panjang, samar-samar terlihat kaki ramping nan elok. Gaunnya melambai pelan bersamaan dengan gerak langkah pelannya, dan perhiasaannya mengedipkan cahaya menghiasi tubuh indah wanitanya. Lengkungan sempurna pada pinggul, dada, dan pantatnya begitu aduhai tak terungkapkan kata. Dia memancarkan pesona penggetar jiwa dan mempunyai penampilan dan gaya angkuh yang melampauii dunia ini.

Mulut Xiao Kuangyun terbuka lebar dan tubuhnya mematung di tempat. Matanya tak berkedip melihat sosok indah di kejauhan itu. Panik dalam hati, ia hampir percaya bahwa ia sedang melihat seorang bidadari sungai dalam legenda.
Seolah merasakan tatapannya, gadis itu menolehkan kepala ke arahnya, memandang dingin, lalu berpaling dan beranjak masuk ke sebuah kediaman. Bahkan raut wajahnya, dari sekilas pandangan yang diperoleh oleh Xiao Kuangyun saat gadis itu melihat ke arahnya, menyebabkan tubuhnya gemetar seakan seluruh tulang dalam tubuh menjadi lemas dan meleleh.

Ia masih belum sadarkan diri walaupun Xia Qinyue sudah lama menghilang dari pandangannya.

Kehadiran Xia Qinyue yang tiba-tiba dan tak terduga menyebabkan hati Xiao Yulong berdegup kencang seakan berharap Xiao Kuangyun tidak melihatnya. Tapi sayang, Xiao Kuangyun melihat dia dan bereaksi berlebihan seperti laki-laki pada umumnya yang baru pertama kali melihat wajah Xia Qinyue... Tidak, bahkan reaksinya lebih dari sekedar berlebihan. Hati Xiao Yulong mulai menegang... Di kota kecil Awan Apung ini, bagaimana bisa seorang gadis meloloskan diri dari cengkeraman Xiao Kuangyun? Dan sekali Xiao Kuangyun mengincar Xia Qinyue, itu berarti menandakan bahwa seumur hidup ini ia takkan bisa memilikinya.

Bagaimanapun, ia segera menggertakkan giginya ringan, lalu berdiri di sebelah Xiao Kuangyun dan mengayunkan tangan di depan wajahnya. Ia berkata pelan: "Tuan Muda Xiao?"

"Gadis... Gadis itu siapa? Siapa dia?" Pikiran Xiao Kuangyun kacau dan suaranya gemetar girang: "Dunia ini...ternyata memiliki wanita secantik itu. Semua istri dan selirku...semua wanita yang pernah kugauli...semuanya digabungkan jadi satu tetap takkan bisa menandinginya...Bidadari... Dia adalah bidadari..."

Xiao Kuangyun kegirangan hingga sampai-sampai membuat pikirannya kacau. Tatapannya panas seakan bisa membakar. Sikap Xiao Yulong kembali seperti anak buah yang   baik dan berkata sambil tersenyum: "Dia dipanggil dengan nama Xia Qinyue dan merupakan gadis tercantik di Kota Awan Apung. Dia sungguh cantik bak bidadari."

"Xia...Qinyue. Xia? Jadi dia bukan anggota Klan Xiao?"

"Benar!" Xiao Yulong menganggukkan kepala dan menyipitkan mata. Lalu berkata dengan jelas: "Dia bukan anggota Klan Xiao, melainkan anak gadis pedagang terkaya di Kota Awan Apung ini. Dia baru saja menikah tiga hari yang lalu dengan salah seorang anggota Klan Xiao, menikahi cucu dari tetua ke-lima, Xiao Che."

"Apa? Sudah menikah!?" Raut wajah Xiao Kuangyun menunjukkan rasa kecewa. Dalam sekejap, ekspresinya menunjukkan rasa cemburu buta dan keinginan menggebu. "Ternyata dia sudah menikah! Dan menikahi anggota Klan Xiao kalian...sungguh tak masuk akal! Bagaimana mungkin seorang cucu dari tetua Klan Xiao yang kecil pantas menikahi seorang bidadari!?"

"Benar! Kata-kata Tuan Muda Xiao memang benar." Xiao Yulong langsung setuju. "Hanya seseorang yang memiliki talenta sebanyak naga seperti Tuan Muda Xiao-lah yang pantas bersanding dengan bidadari secantik itu. Tuan Muda Xiao belum tahu bahwa walaupun orang yang dia nikahi adalah cucu seorang tetua, sesungguhnya ia adalah orang paling tak berguna di klan kami. Pembuluh tenaganya sudah cacat sejak ia masih kecil. Bahkan sampai saat ini, tenaga dalamnya masih berada pada level pertama Tenaga Alam Dasar. Ia adalah aib memalukan bagi Klan Xiao kami."

"Ap...apa!?"  Wajah Xiao Kuangyun membiru dan tangannya gemetar: "Si cantik itu ternyata menikahi sampah macam itu! Ini benar-benar tak bisa dimaafkan...tak bisa dimaafkan!"

"Gadis secantik itu seharusnya menikahi lelaki sepertiku, Xiao Kuangyun! Bagaimana bisa seorang sampah dari Klan Xiao pantas bersanding dengannya?!" Xiao Kuangyun menggeram dengan suara pelan, api cemburu di dirinya menyala-nyala. Ia segera berjalan menuju kediaman yang tadi dimasuki oleh Xia Qinyue.

Ketika Xiao Kuangyun sampai pada jarak dua langkah dari pintu gerbang halaman, sebuah suara yang penuh tenaga dan kharisma terdengar dari belakangnya: "Tuan Muda. Ketua Sekte mengutus Anda kemari juga bertujuan untuk menambah pengalaman. Ketua Sekte secara spesifik memperingatkan Anda bahwa Anda dilarang melakukan hal-hal yang bisa menodai kehormatan sekte! Khususnya merebut istri orang lain."

Xiao Kuangyun berhenti melangkah, wajahnya penuh ketidak-setujuan dan nafsu birahi. Namun, ia tetap berhenti dengan patuh.

Xiao Yulong berpikir sejenak. Ia lalu bergegas menghampiri Xiao Kuangyun dan berkata lirih: "Tuan Muda Xiao... Jika Anda ingin mendapatkan Xia Qinyue, Anda tak perlu melakukannya dengan paksa. Ada banyak metode untuk mendapatkannya."

"Metode? Metode yang bagaimana?" Xiao Kuangyun menoleh dan menatapnya dengan penuh ambisi.

Xiao Yulong segera mendekatkan wajahnya dan membisikkan sesuatu di telinga Xiao Kuangyun. Setelah mendengar hal tersebut, wajahnya kembali ceria. Sudut bibirnya pun tersenyum cabul dan menunjukkan ekspresi tak sabaran.

"Ini sesuatu yang baru saja hamba ketahui dan belum kuberitahukan pada siapapun. Hamba tak menyangka bahwa hal ini akan sangat membantu Tuan Muda Xiao. Beruntungnya kita." Melihat senyum cabul Xiao Kuangyun, hati Xiao Yulong merasa jijik, namun di wajahnya ia tetap menampilkan senyuman.

"Bagus. Sangat bagus." Xiao Kuangyun mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan.

"Tampaknya Tuan Muda Xiao memiliki selera yang sama terhadap wanita cantik. Sebenarnya, di klan kami, ada juga gadis cantik selain Xia Qinyue," Kata Xiao Yulong lirih. "Tetua ke-lima, Xiao Lie, mempunyai anak gadis yang berumur lima belas tahun pada tahun ini, namun sudah memiliki kecantikan luar biasa. Kecantikannya tidak beda jauh dari Xia Qinyue... Apakah Tuan Muda Xiao juga berminat?"

"Lima belas tahun...dan kecantikannya hampir menyamai bidadari barusan?" Mata Xiao Kuangyun terbelalak lebar, memancarkan mata buas bak serigala.

Melihat pandangan matanya, Xiao Yulong tahu apa yang harus ia lakukan berikutnya. Ia sekali lagi mendekatkan wajahnya dan berkata lirih kepada Xiao Kuangyun. "Jika Tuan Muda Xiao berminat, maka hal ini lebih gampang. Caranya cukup sederhana, kita hanya perlu..."

Xiao Yulong lebih mendekat lagi dan berbisik di telinga Xiao Kuangyun.

"HAHAHA! HAHAHA..." Xiao Kuangyun tertawa terbahak-bahak dan pandangan cabulnya makin menjadi-jadi. "Setibanya pulang ke rumah, aku harus berterima kasih kepada ayahku karena membuatku bertemu dua gadis cantik mempesona...tidak percuma aku jauh-jauh datang kemari."

Pandangannya beralih kearah Xiao Yulong. Ia kemudian menganggukkan kepalanya perlahan: "kau dipanggil... Xiao Yulong, kan?"

"Iya, benar! Hamba yang hina ini bernama Xiao Yulong." Wajah Xiao Yulong tampak gembira. Xiao Kuangyun mau mengingat namanya adalah suatu kehormatan besar bagi dirinya.

"Kau cukup bijak, sama sekali tidak buruk. Jika dua hal ini dapat dilaksanakan dengan sukses, lalu setelah kita sampai di Sekte Xiao, kamu sebaiknya tetap berada di sampingku." Kata Xiao Kuangyun sambil memicingkan mata.

"Ah!" Seluruh tubuh Xiao Yulong  gemetaran. Hatinya tergerak hingga matanya terbelalak lebar. Setelah itu, ia langsung berlutut di hadapan Xiao Kuangyun dengan suara *bukk* dan bersujud dengan kuat. "Yulong berterima kasih kepada Tuan Muda Xiao atas kebaikan yang tiada tara ini! Jika Yulong diperbolehkan berada di sisi Tuan Muda Xiao maka Yulong pasti akan selalu setia untuk melayani Tuan Muda dengan sepenuh hati!"

Hasil ini menyebabkan hati Xiao Yulong berdetak dengan hebat karena kegembiraan mendadak... Bisa masuk ke Sekte Xiao saja merupakan suatu kebahagiaan bagai terbang ke surga dengan satu langkah. Namun dengan menjadi pengikut putra dari ketua sekte merupakan sesuatu yang jauh berbeda. Ini merupakan sesuatu yang tak mungkin berani untuk diimpikan sebelumnya.


Selasa, 04 Oktober 2016

ATG Indonesia Chapter 22

Sabtu, 01 Oktober 2016

AgaInts The Gods BI Chapter 21

Againts The Gods Bahasa Indonesia
Chapter 21: Berbagi Tempat Tidur
- - - - - -
Penerjemah: PujanggaCinta
*Catatan: Mulai chapter ini dan selanjutnya, saya akan menggunakan "ia" sebagai kata ganti ketiga laki-laki dan "dia" sebagai kata ganti ketiga perempuan. Hal ini akan berlanjut sampai ada Pemberitahuan berikutnya.
- - - - - -
Kebiasaan adalah hal menakutkan. Secara diam-diam dan tanpa disadari mampu mempengaruhi hati seseorang.

Selama acara pernikahan, Xiao Che ingin mengulurkan tangan membantu Xia Qinyue tapi malah tangannya dibekukan oleh Xia Qinyue. Pertama kali ia memanggilnya dengan sebutan "istri", Xia Qinyue hampir terbakar oleh amarah. Di saat ia menggandeng tangan Xia Qinyue, ia merasakan dingin hawa membunuh yang berasal darinya.

Tapi, beberapa hari belakangan, panggilan "istriku Qinyue" yang keluar dari mulut Xiao Che makin lama makin lancar.  Entah apapun yang dirasakan dihatinya, pada penampilan luar, dia telah sepenuhnya menerima panggilan ini. Bahkan melepas baju di hadapannya kini sudah tidak terasa janggal lagi, apalagi hanya sekedar menggandeng tangan.

Beberapa hari ini Xiao Che tetap tidur di pojok kamar tapi sekarang keadaannya sudah lebih baik dengan adanya selimut tebal yang dibentangkan di lantai sebagai alas tidur. Ketika jam tiga pagi menjelang, ia akan bangun sendiri lalu menggunakan jarum perak akupuntur untuk melakukan terapi pada Xia Qinyue. Beberapa hari belakangan, Xia Qinyue juga merasakan seberapa besar perubahan menakjubkan yang terjadi pada kondisi fisiknya.

Lampu kamar bersinar redup, namun dengan punggung Xia Qinyue yang bagai giok, kulitnya tampak bercahaya lebih terang dari salju putih. Xiao Che memegang jarum perak di tangannya sambil jari-jarinya berkelebat cepat. Tak lama kemudian, ia sudah basah kuyup oleh keringat. Setengah jam kemudian, satu sesi dari terapi "membuka jalan tenaga" sudah usai. Setelah Xiao Che mencabut semua jarum perak, ia menghembuskan nafas panjang, lega. Kecapekan, kepalanya tiba-tiba merasa pusing dan tubuhnya linglung lalu jatuh menimpa punggung telanjang Xia Qinyue. Rasa hangat dan empuk yang tak terungkapkan oleh kata dirasakan di dadanya.

Xia Qinyue tersentak dan membuka mata, amarah terpancar dari matanya. Dia hampir saja akan menggunakan tenaganya untuk mendorong Xiao Che melayang jauh. Namun hal ini tak jadi dilakukannya saat dia mendengar nafas Xiao Che yang ternyata sangat lemah...lebih lemah dari sebelum-sebelumnya.

Xia Qinyue menarik kembali tenaga dalamnya dan hanya menggunakan sedikit tenaga untuk mendorong kesamping Xiao Che. Dia lalu mengenakan baju dan segera menopang tubuh lemas Xiao Che. "Kamu kenapa?" Tanya Xia Qinyue sambil memperhatikan kondisi tubuh Xiao Che.

Wajah Xiao Che begitu pucat yang bahkan tak terlihat seberkas aliran darah pun diwajahnya. Matanya setengah terbuka seakan sudah tak punya tenaga untuk membukanya lebar. Ia sedikit mengangguk sambil berkata lemah: "Tidak apa-apa... Aku hanya terlalu memforsir... tenaga dan energiku sedikit... Biarkan aku istirahat sejenak dan aku akan baik-baik saja."

Pikiran Xia Qinyue berkecamuk, rasa sakit di hati, yang seharusnya tidak dipunyai olehnya,  kini muncul kembali.

Pada awal terapi akupuntur, seluruh tubuh Xiao Che menjadi lemas setelah melakukan terapi. Ketika hal ini terjadi, ia bisa bertenaga lagi dengan mudah. Namun untuk beberapa hari belakangan, ia harus melakukan terapi akupuntur terhadap Xia Qinyue setiap hari. Setiap tusukan jarum memerlukan tenaga ki maksimal darinya. Tubuhnya memang lemah sejak awal. Dengan terus-meneeus menguras tenaga hingga lemas seperti ini...bagaimana mungkin ia mampu untuk bertahan? Sangat memungkinkan bila tubuhnya akan menderita kerusakan yang permanen.

"...Kamu tak perlu berusaha terlalu keras untukku. Aku tak pantas menerimanya." Kata Xia Qinyue dengan pandangan penuh perasaan kompleks.

Xiao Che menyeringai dan tertawa: "Tidak, kau emang pantas...karena kau...istriku yang sah!"

Xia Qinyue: "......"

Xia Che menutup matanya lalu perlahan menghimpun tenaga. Ia berkata dengan suara pelan: "Walaupun kau menikahiku hanya untuk membalas budi, kau tak pernah menganggapku sebagai suami.  Namun tak mungkin bagiku untuk menganggapmu bukan istriku kecuali setelah menceraikanmu. Memperlakukan istri dengan baik adalah tanggung jawab pokok dan kehormatan paling penting bagi lelaki...."

Setelah mengatakan kalimat itu, Xiao Che mulai merasakan kehangatan di dadanya... Kataku! Aku saja tersentuh dengan kalimat tadi. Aku tak percaya kau, dengan hati wanitamu, tak merasakan apapun di hatimu!

Agak lama detik waktu berjalan, ia tak mendengar sepatah katapun dari Xia Qinyue. Ia lalu membuka mata, bernafas ringan, dan berkata dengan wajah memelas: "Istriku Qinyue, tampaknya aku tak kuat untuk berjalan sendiri. Bisakah kau...bantu aku ke sana?"

Matanya tertuju pada pojok ruang kamar...tempat biasanya ia tidur.

Xia Qinyue melihat pada selimut yang terbentang di pojok ruangan, rasa sakit dihatinya, yang seharusnya tidak dia punya, kian menjadi-jadi. Dia menggelengkan kepala, beranjak ke samping tempat tidur dan berkata: "Kamu tidur di kasur aja, biar aku tidur di sana."

Mendengar ucapan ini, Xiao Che tersentak kuatir. Meminjam kekuatan entah dari mana, ia segera mengulurkan tangan dan memegang tangan Xia Qinyue: "Tidak bisa! Tidak boleh! Walaupun kau lebih kuat dariku dalam semua hal...aku laki-laki dan kau wanita! Sebagai laki-laki bagaimana bisa aku tidur di kasur dan membiarkanmu tidur di lantai! Jika kau mau tidur di sana, maka Lebih baik aku tidur di luar halaman saja!"

Suaranya tegas dan mengandung ketetapan hati yang tak tergoyahkan. Setelah berkata, ia lalu berupaya untuk bisa bangun, seakan hendak beranjak bangun dari kasur.

Sebuah ekspresi kompleks muncul di raut wajah Xia Qinyue. Dia menggigit bibirnya pelan, lalu setelah sedikit bimbang, akhirnya dia membuat keputusan. Dia menjulurkan tangan dan mendorong perlahan tubuh lemas Xiao Che kembali baring, menarik selimut merah, lalu meyelimuti kedua tubuhnya dan tubuh Xiao Che dengan itu.

"Kamu tidak diperbolehkan menyentuhku."  Xia Qinyue berbaring di setengah kasur bagian luar. Punggungnya menghadap Xiao Che, menyembunyikan ekspresi wajahnya saat ini.

Xiao Che diam-diam tersenyum. Ia segera mengambil posisi nyaman dan menutup matanya dengan bahagia. "Tenang saja. Dengan tenaga dalammu, walapun aku mau, aku tetap tidak akan bisa berbuat apa-apa padamu...haahh, berbagi tempat tidur, dengan beginilah kita bisa disebut sebagai suami istri..."

Xia Qinyue: "..."

"Baiklah...istriku Qinyue, aku tidur dulu...z, aku akan minta bibi kecil untuk membuatkan sup ayam dan ginseng untuk memulih...zZzz..."

Ucapan Xiao Che kian bertambah pelan. Di saat ucapannya telah berhenti, suara dengkurannya mulai terdengar. Ia tertidur lelap di tengah kondisinya yang kecapekan.

Xia Qinyue diam-diam berbalik menghadap kearahnya.  Melihat wajah Xiao Che dari dekat, matanya bergetar dengan perasaan tak menentu.

Semenjak dia bergabung dalam Perguruan Awan Beku Asgard,  dia telah memutuskan untuk menahan perasaan dan hasratnya seumur hidup. Tak pernah terbersit di benaknya bahwa suatu hari dia akan tidur seranjang dengan seorang pria. Sebelum menikah, dia bahkan tak mengijinkan Xiao Che menyentuhnya sedikitpun...

Namun sekarang, dia tidur seranjang bersamanya. Tidak hanya itu, di hatinya pun tak ada banyak penolakan.

Ada apa denganku? Apa jangan-jangan karena aku merasa bersalah padanya?

Mungkin....

Pikirannya gelisah, dan tanpa disadari akhirnya dia juga tenggelam dalam mimpi. Dia tidak menyadari bahwa bisa tidur dengan pulas padahal ada pria yang berbaring di sebelahnya itu menandakan secara tidak sadar hatinya sudah tidak ada rasa khawatir atau penolakan terhadap Xiao Che.

Xiao Che tertidur sampai tiga jam setelah matahari terbit. Saat ia membuka mata, Xia Qinyue sudah tidak ada di sampingnya. Sosoknya pun tak terlihat di dalam kamar.

Walaupun ia beristirahat semalam penuh, tubuhnya masih kelelahan seakan-akan baru menderita luka yang parah. Xiao Che bangun dan menghela nafas panjang lalu berkata pada dirinya: "Kalau ini berlanjut terus bisa-bisa badanku benar-benar akan rusak. Kayaknya pamerku agak berlebihan."

"Namun, hanya ini satu-satunya cara agar dia mau membantu mencarikan tiga benda itu untukku."

Xia Che bangun dari tempat tidurnya lalu ganti baju. Setelah melepas baju luarnya, ia memegang liontin yang melingkar di lehernya, berpikir... Pada hari pertama ia terlahir kembali, ingatan yang saling bertumpuk membuat kecurigaannya terhadap liontin ini semakin besar. Karena pada kehidupannya di Benua Awan Biru, ia juga memiliki sebuah liontin yang bentuknya sama persis dengan yang ia pakai sekarang ini! Liontin ini terbuat dari perak dan dapat dibuka sehingga tampak dua buah cermin yang terang dan jernih pada tiap sisi dalamnya. Namun, ya cuma itu. Tidak ada lagi hal spesial lainnya.

Di Benua Awan Biru, gurunya mengatakan bahwa liontin ini sudah ada di lehernya saat beliau menemukan Xiao Che. Ditambah lagi, liontin yang ada dilehernya ini juga sudah melingkar di lehernya sejauh ia bisa mengingat. Kakeknya mengatakan bahwa kalung liontin ini adalah pemberian ayahnya, Xiao Ying, yang entah didapatkan dari mana. Sejak ia lahir, liontin ini sudah mengalung di lehernya dan juga sebagai kenangan peninggalan ayahnya.

Dua kehidupan... Satu liontin yang sama... Apa yang sebenarnya terjadi di sini..?

Setelah ganti baju, Xiao Che segera masuk kedalam Mutiara Racun Langit. Di dalam dunia berwarna hijau zamrud, seorang gadis berambut merah menyala masih mengapung di udara dalam posisi terlindungi tanpa adanya tanda-tanda akan  segera bangun.

Dalam dua hari ini, ia mencoba bertanya pada kakek dan Xia Qinyue tentang suatu daerah yang rambut penduduknya berwarna merah. Jawaban yang selalu dia dapatkan adalah "Ini pertama kali aku mendengarnya."  Hal ini menyebabkan Xiao Che lebih curiga dan lebih ingin tahu tentang identitas gadis ini. Walau begitu, ia tidak memberitahukan orang lain tentang keberadaan sang gadis.

Setelah memakai baju harian biasa, ia merenggangkan badan dengan nikmat. Mendadak, tercium aroma enak nan memikat lewat di depan hidung Xiao Che dan membuatnya mengeluarkan air liur dalam sesaat. Ia mengikuti asal aroma tersebut dan setelah mendapati ada sebuah mangkuk sup diatas meja, ia dengan gerak cepat menghampirinya. Di saat ia membuka penutup mangkuk, gumpalan uap yang disertai dengan aroma lezat membumbung perlahan.

"Sup ayam dan ginseng...ah! Bibi kecil emang yang terbaik!" Perut Xiao Che mendadak bergemuruh nyaring. Ia ambil sumpit lalu mulai melahap makanan tersebut. Selang tak berapa lama setelah ia mulai menikmati makanan, pintu kamar terbuka, dan Xiao Lingxi, dengan pakaian serba kuning muda, masuk kamar dengan penuh pesona. Melihat gaya makan Xiao Che, ia membuka mulut: "Yi? Sup ayam? Aromanya Lezat! Terus kayak ada aroma ginsengnya juga. Che kecil, siapa yang membuatkanmu sup ayam ini? Hee heee, kamu juga ga bilang-bilang, makan diam-diam di sini!"

Ucapan Xiao Lingxi membuat Xiao Che terhenti sejenak: "Bibi kecil, jangan-jangan bukan kau yang membawa makanan ini kemari?"

"Tentu saja bukan!" Kata Xiao Lingxi, dia merasa ada yang aneh. "Siapa lagi selain aku yang mau membuatkanmu sup ayam? Hmm... Hanya ada satu orang, istrimu Qinyue! Tampaknya hubungan kalian berdua suami istri lumayan akur."

Kata-kata Xiao Lingxi sudah jelas mengandung perasaan pahit. Xiao Che meletakkan  sumpitnya dan bergumam: "Dia... Bagaimana mungkin dia...mau membuatkan sup untukku..."

Jelas ini tidak mungkin!

"Huh! Tak masalah siapa yang membuatkanmu sup. Emang dari awal kan kamu doyan sup ini, ya udah cepet habisin..! Sebenarnya aku kesini mau ngasih tau kalau Sekte Xiao akan tiba nanti sore. Sekarang seluruh Klan Xiao sedang mempersiapkan penyambutan. Ketika saatnya tiba, kamu harus hati-hati. Kamu jangan sembarangan menyinggung orang-orang Sekte Xiao."Kata Xiao Lingxi, serius.

"Aku tahu. Kalau keadaan makin buruk aku tak akan keluar. Lagipula mereka tak mungkin akan memilihku." Kata Xiao Che, cuek.

"Kamu tak boleh diam di dalam rumah." Kata Xiao Lingxi sambil menggoyangkan jari lentiknya, lalu melanjutkan, serius: " Kata Kepala Klan, Tuan Muda dari Sekte Xiao ingin melihat semua orang di Klan Xiao...Tidak boleh ada seorang pun yang ketinggalan. Pada saat itu, kamu gak boleh lupa sopan santun."

"Kalau begitu malah bagus. Kan Bibi Kecil tahu sendiri bahwa aku ini orang yang paling sopan." Jawab Xiao Che sambil tersenyum. Dia lalu kembali melahap makanannya.

"Baiklah. Kalau gitu aku pergi ke ayah dulu buat bantu-bantu. Sebaiknya kamu segera menyusul kami setelah kamu selesaikan makan sup ayam-mu ini." Kata Xiao Lingxi, lalu dia berbalik dan beranjak pergi.

Kamis, 29 September 2016

Againts The Gods BI Ch 20

Againts The Gods Bahasa Indonesia
Chapter 20: Ini Sungguh Menarik...

Penerjemah: PujanggaCinta

Untuk dua puluh-an jarum yang awal, Xiao Che dapat melakukannya dengan enteng. Tapi ketika keringat mulai mengalir keluar dari keningnya, tangan kiri yang memegang jarum mulai gemetar. Ditambah lagi dengan gerakannya yang mulai melambat. Sebelumnya, dia dapat menancapkan sebuah jarum dengan sekali nafas, tapi lambat laun menjadi beberapa tarikan nafas....setelah lebih dari tiga puluh jarum, kini kecepatannya kian makin melambat dalam setiap tusukan.

Jika Xia Qinyue menoleh kebelakang, ia akan menyadari bahwa setiap kali Xiao Che melakukan tusukan jarum akupuntur, dia menggunakan tangan kirinya. Padahal dia bukan kidal dan tak mungkin tangan kirinya lebih handal dalam teknik pengobatan. Hanya saja, itu semua karena Mutiara Racun Langit berada di tangan kirinya.

Kapanpun jarum perak menanjap ke tubuh, Mutiara Racun Langit yang ada di telapak tangannya akan sedikit mengedipkan cahaya. Masuk mengikuti jarum, kekuatan Mutiara Racun Langit secara rahasia ikut menyusup ke dalam tubuh Xia Qinyue. Tentu saja yang masuk bukan kekuatan racun, melainkan tenaga pemurnian. Mutiara Racun Langit mempunyai kemampuan untuk memurnikan  sepuluh ribu macam racun di dunia. Yang dimaksud 'racun' disini bukanlah yang selalu dapat menghilangkan nyawa seseorang, tapi juga termasuk racun yang dapat merusak bagian dalam tubuh dan yang dapat menyebabkan kelebihan kotoran dalam tubuh. Tapi penggunaanya tidaklah   semudah membasuh sumsum tulang dan memotong arteri. Menemukan cara menggunakan Mutiara Racun Langit dalam aplikasi teknik akupuntur inilah yang membuat dia memutar otaknya sejak pagi tadi.

Melenyapkan hawa dingin dan membersihkan meridian hanyalah tujuan sampingan.  Apa yang ingin dia lakukan sebenarnya adalah 'membuka jalan tenaga' untuk Xia Qinyue.

Satu menit berlalu... Sepuluh menit berlalu... Seperempat jam berlalu...

Kabut hawa dingin perlahan muncul dari tiap-tiap jarum. Setelah setengah jam penuh berlalu, punggung Xia Qinyue sudah ditancapi penuh oleh lima puluh empat jarum. Pada detik ini tangan Xiao Che berhenti bergerak, namun selang waktu setengah menit kemudian kedua tangannya mulai berkelebat dengan cepat. Dia mencabut tiap-tiap jarum yang ada dipunggung Xia Qinyue dengan  kecepatan tanpa tanding. Sekejap mata, semua lima puluh empat jarum sudah lenyap dari punggung Xia Qinyue.

Punggung bak giok Xia Qinyue tetap masih seputih salju seperti giok putih yang paling murni. Dengan keahlian tingkat tinggi Xiao Che, tidak tertinggal secuil bekas pun.

"Selesai..." Xiao Che, setelah mengumpulkan semua jarum, menghela nafas panjang.

Di saat semua jarum telah dicabut, Xia Qinyue merasa tubuhnya terbang ke awan, ia merasakan kehangatan dan kenyamanan yang tak terlukiskan. Sulit baginya untuk mempercayai hal ini, bahwa ini adalah tubuhnya sendiri.

Ia langsung mengenakan bajunya dan segera mencoba menyalurkan tenaga dalam. Saat Ilmu Awan Beku mengalir ke luar, ia kaget bukan kepalang, karena tenaga dalamnya mengalir seketika ia mengangankannya. Kecepatan sirkulasi tenaga dalam di tubuhnya membuat ia sangat senang karena menjadi lebih cepat dari sebelumnya.

Sebelumnya, walaupun sudah berlatih Ilmu Awan Beku selama empat tahun, ada saat-saat dimana ia masih belum bisa mengontrol ilmu itu. Tapi sekarang, merasakan Ilmu Awan Beku yang bersirkulasi di tubuhnya, ia sangat yakin bahwa dengan kondisi tubuhnya saat ini ia bisa mengontrolnya secara penuh. Kecepatan sirkulasi Ilmu Awan Beku juga, secara alami, naik satu tingkat.

Dari awal ia memang tidak berharap banyak, jadi ia bersyukur dari lubuk hatinya yang terdalam akan hasil yang menakjubkan ini. Pada saat yang sama ia sangat terkejut... terkejut bahwa semua ucapan Xiao Che benar-benar terwujud! Lebih lagi, hasilnya melebihi apa yang diucapkan Xiao Che.

Ia percaya bahwa kondisi tubuhnya saat ini bahkan akan membuat gurunya tercengang.

"Sekarang... Kau percaya padaku?"

Suara Xiao Che yang tampak lemah dan serak terdengar di telinganya. Xia Qinyue kembali sadar dari lamunannya lalu melihat kearah Xiao Che. Dia bersandar pada kepala ranjang tempat tidur dengan badan lemas tak bertenaga. Di kening dan seluruh badannya basah kuyup oleh keringat dan wajahnya pusat pasi menakutkan, seakan-akan dia baru saja sembuh dari penyakit mematikan.

Berpikir tentang bagaimana setiap tusukan jarum mengandung tenaga dalam, Xia Qinyue merasakan ada rasa sakit dalam hatinya, perasaan seperti batinnya ditusuk-tusuk. Perasaan ini membuat pikirannya kacau karena seharusnya ia tak boleh merasakan hatinya sakit untuk orang yang dinikahinya cuma sekedar sebagai status dan bukan lainnya ini.

"Aku percaya kamu... Aku percaya kamu benar-benar dokter ajaib." Xia Qinyue melihat dengan perasaan yang kompleks: "Tampaknya kamu, orang yang dilihat hina oleh seluruh penduduk kota Awan Apung, ternyata punya kemampuan yang luar biasa... Tapi, kamu kan tahu bahwa aku tak punya perasaan sedikitpun kepadamu. Setelah sebulan, aku tetap akan meninggalkanmu selamanya... Kenapa kamu tunjukkan semua ini padaku? Kenapa memberikanku kebaikan luar biasa ini...dan bersusah payah untukku?"

Kebaikan.... Ini memang kebaikan yang tak ternilai harganya.

"Tiga alasan." Xiao Che yang tak bertenaga menjawab sambil terengah-engah tapi dengan senyum lebar di wajahnya: "Hampir semua orang merendahkanku dan kau seharusnya juga lebih punya alasan untuk merendahkanku tapi kau tidak, dan malah selalu menjaga wibawa menyedihkanku ini dengan sebaik mungkin... Kemarin malam kau pergi mencariku karena mengkuatirkanku...dan juga diam- diam memberiku selimut... Semua orang yang berbuat baik kepadaku maka aku akan lebih berbuat baik lagi kepada mereka, selamanya!"

Xia Qinyue: "....."

"Alasan kedua... Kau, bagaimanapun juga, adalah istriku."

Xia Qinyue  membuka mulutnya beberapa kali, tapi tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

"Alasan ketiga ini adalah alasan yang paling penting." Senyum di wajah Xiao Che sedikit memudar. "Aku berpikir bahwa penampilanmu setelah melepas baju pastilah merupakan pemandangan yang sangat mempesona."

"....." Setiap kali Xiao Che menggodanya dengan omongan-omongan mesum, ia akan selalu membalas dengan sikap dingin. Tapi kali ini, melihat senyum mesum di wajah pucat Xiao Che, ia tak sanggup hati memarahinya.

"Penjelasan selesai." Xiao Che menunjukkan jarinya kearah sebuah botol obat yang tadi dia bawa. "Istriku Qinyue, tuang obat dalam botol itu lalu minumlah."

Xia Qinyue menatapnya dalam lalu melangkah tanpa menanyakan itu obat untuk apa. Ia menuangkan ramuan obat dari dalam botol dan menelannya dengan sekali teguk.

"Ini terapi pertama. Jika kau ingin menjaga kondisi tubuhmu seperti ini selamanya, kau harus melakukan terapi ini sebanyak tujuh kali. Waktu terbaik melakukannnya adalah di jam tiga pagi, karena di waktu inilah kondisi terberat Yin Qi berada dan waktu terapi dengan hasil terbaik. Tentu saja kita akan melakukannya atau tidak itu semua tergantung keputusanmu."

Setelah mengatakan semua itu Xiao Che menutup matanya, kecapekan. Ini jelas bukanlah sebuah akting. Tenaga fisiknya benar-benar terkuras habis.

"Selamat beristirahat." Xia Qinyue melihat dengan perasaan yang bertambah kompleks. Setelah berkata dengan lirih, ia melangkah keluar dan menutup pintu kamar tanpa bersuara.

Berdiri di tengah halaman, ia mengangkat dan melihat kedua telapak tangannya, melihat dengan perasaannya tak karuan.

Dia itu orang seperti apa?

Setidaknya... Aku salah menilainya. Penduduk Awan Apun juga salah menilainya.

Setelah Xia Qinyue keluar, tubuh Xiao Che benar-benar tumbang lalu melungker di kasur. Dia beristirahat disana, tak mau bergerak sedikitpun, mulutnya bergerak samar menggumamkan sesuatu.

"Hu hu... Staminaku sekarang ini lemah sekali. Aku hampir pingsan hanya gara-gara membuka jalan tenaga..."

"Jika guru tahu aku menyuruh seorang pasien untuk membuka baju, beliau mungkin akan marah besar dan bisa-bisa turun dari surga untuk menghajarku... Soalnya... Aku sudah bisa mempraktekkan akupuntur menembus baju semenjak usia tiga belas tahun... Dan bisa mempraktekkan akupuntur menembus baju dengan mata tertutup saat usia lima belas... Huhuhu... Tidur ah..."

...........................................

Seluruh Klan Xiao saat ini sedang tenggelam dalam suasana yang sangat berbeda semenjak kedatangan sepucuk surat dari Sekte Xiao. Kepala Klan dan para tetua melaksanakan tugas mereka setiap hari dengan sangat rajin. Dari pagi sampai sore mereka bekerja mempersiapkan sambutan meriah untuk Sekte Xiao agar jangan sampai dianggap tidak sopan walau sedikit pun. Generasi mudanya, seakan habis menenggak steroid, berlatih makin giat. Mereka bermimpi agar bisa melakukan terobosan dalam beberapa hari kedepan ini untuk bisa meningkatkan peluang ikut serta dibawa pulang ke Sekte Xiao...

Hanya saja, semua hal ini tidak ada hubungannya dengan Xiao Che. Dia termasuk kategori orang yang paling santai di seluruh klan.

Hari ini, di kaki gunung Klan Xiao.

Tempat ini adalah kuburan yang terletak di kaki gunung yang di buat oleh Klan Xiao. Setelah meninggal dunia, anggota Klan Xiao akan disemayamkan di sini.

Xiao Lie berdiri diam di depan sebuah batu nisan. Rambut putihnya, akibat dari melewati begitu banyak perubahan dan kepedihan, bergerak bebas diterpa angin. Suara angin menderu-deru. Sunyi, tak terdengar suara selain deru angin.

Di batu nisan itu tertulis dua kata, "Xiao Ying".

"... Ying Er, aku tahu semenjak kecil kau berkeinginan untuk mengabulkan cita-cita para pendahulu yaitu kembali bergabung ke Sekte Xiao. Yaitu melepaskan julukan nasab buangan dari kita. Sekarang kesempatan telah datang, hanya saja.... Sudah terlambat enam belas tahun."

Mata Xiao Lie berkaca-kaca. Dia berdiri kaku di sana sambil mulutnya menggumamkan sesuatu.

"Aku tahu, walaupun sudah lewat beberapa tahun, banyak hal yang kau pikirkan... Urat tenaga Che Er sudah rusak sejak masih kecil... Itu tak mengapa. Walaupun dia ditakdirkan untuk menjadi orang biasa seumur hidup, tapi tanpa suatu aksi, takkan timbul perselisihan dan kebencian. Sekarang Che Er sudah menikah. Aku berharap mulai dari sekarang dia akan selalu hidup tenang dan damai... Walaupun dia bukan anak kandungmu, dia tetaplah seorang anak yang dilindungi oleh anak kandung dan kalian berdua seumur hidup. Aku juga akan melindungi kedamaiannya semampuku..."

*krak*

Suara sesuatu yang patah terdengar lirih di telinganya hingga membuatnya tersentak. Dia kembali sadar dari lamunannya dalam sekejap lalu menoleh dan berteriak pelan: "Siapa?"

Mengikuti teriakan itu, sosok Xiao Yulong berjalan keluar dari balik pohon berbatang besar di tengah taman makam. Dia melihat kearah Xiao Lie dengan bingung. Dia maju beberapa langkah kedepan lalu memberi hormat sebagai junior: "Yulong memberi salam kepada Tetua Ke-lima... Aku tak menyangka akan berjumpa Tetua Ke-lima disini. Apa Yulong mengganggu Anda?"

Tatapan mata Xiao Lie menunjukkan kalau ia terganggu... Hatinya baru saja diselimuti kesedihan dan dia ingin seorang diri sementara waktu. Sangat tak terduga bahwa dia tak menyadari kehadiran orang lain disini. Dia juga tidak tahu apakah Xiao Yulong mendengar gumamannya barusan atau tidak. Dia mengernyitkan alisnya sambil bertanya: "Yulong, sedang apa kau di sini?"

Xiao Yulong dengan cepat menjawab: "Utusan Sekte Xiao akan datang besok. Ayah percaya bahwa ini adalah sebuah peristiwa yang akan menentukan nasib Klan Xiao kedepannya dan merasa harus mengabarkannya ke kakek. Jadi dia menyuruhku datang kesini... Tanpa sengaja malah mengganggu Tetua Ke-lima, Yulong berbuat kesalahan."

"Terus, apa kau dengar apa yang tadi kukatakan?" Ucapan Xiao Lie mendadak berubah jadi kaku dan dingin. Aura kuat tiba-tiba menekan Xiao Yulog.

Kekuatan seseorang yang berada di puncak Tenaga Alam Spirit lebih dari cukup untuk menekan Xiao Yulong dengan kekuatan yang dia punya saat ini. Bersamaan dengan wajahnya yang memucat, Xiao Yulong segera menggelengkan kepala seraya berkata: "Yulong baru saja tiba. Jika Tetua Ke-lima tidak bertanya tadi, aku tidak akan tahu keberadaan Tetua Ke-lima. Aku jelas tidak mendengar Tetua Ke-lima mengatakan sesuatu... Jika Tetua Ke-lima tak ingin diganggu, Yulong akan segera pergi."

Xiao Lie tidak menemukan sedikitpun keganjilan di ekspresi Xiao Yulong. Dia sedikit lega dan menarik kembali auranya. Dia lalu berkata santai: "Lupakan saja, tidak ada apa-apa. Utusan Sekte Xiao akan datang besok. Yang paling mungkin terpilih adalah kau. Saat itu tiba, kau akan mewujudkan harapan terbesar dari nasab kita."

"Kata-kata Tetua Ke-lima sungguh berat. Yulong tak pantas menerimanya." Kata Yulong, merendah.

Setelah beranjak pergi, ekspresi Xiao Yulong berubah. Dia mengusap janggutnya dengan tangan kanan dan bermuka masam sambil bergumam: " Jangan-jangan... Kalau hal ini benar... Ini sungguh akan menarik..."

Selasa, 27 September 2016

Againts The Gods BI 19

Againts The Gods Bahasa Indonesia
Chapter 19: Membuka Jalan Tenaga

Penerjemah: PujanggaCinta

Setelah mendengar perkataan Xiao Che, Xia Qinyue mulai mencoba berkonsentrasi mengalirkan tenaga dalamnya ke kedua tangannya. Detak jantungnya seketika itu kembali berdegup kencang. Karena saat ini tenaga dalam mengalir di tangannya tanpa hambatan sedikitpun, jauh sekali jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Kecepatannya pun bertambah hingga dua puluh atau tiga puluh persen.

Melihat reaksi seperti itu, Xiao Che menganggukkan kepalanya, puas. "Kau merasa hambatannya berkurang dan kecepatannya bertambah, bukan? Jika melepas seluruh hawa dingin yang tersisa ditubuhmu dan membersihkan meridianmu, niscaya kau akan memiliki suhu tubuh seperti orang normal pada umumnya pada saat kau tak sedang berlatih Ilmu Awan Beku. Tidak akan ada lagi efek negatif yang muncul dan kecepatan dalam kau menggunakan tenaga dalammu akan meningkat setidaknya lima puluh persen. Tidak hanya itu, mulai sekarang kecepatanmu dalam melatih Ilmu Awan Beku akan juga meningkat sampai tiga pulih persen. Oh, aku cuma asal bicara. Kalau kau juga sekedar mendengarkan yah, tak mengapa, soalnya kan tak mungkin kau mengijinkanku melakukan ini."

Bersamaan dia mengucapkan hal ini, dia mulai membersihkan dan menata kembali peralatan pengobatan yang dia bawa dari rumah sakit.

"Barusan kamu ngomong... Kecepatanku dalam melatih Ilmu Awan Beku akan meningkat menjadi tiga puluh persen?"  Xia Qinyue memalingkan kepalanya kaget. Pernyataan Xiao Che benar-benar membuatnya terkejut sampai membuat ia ingin mepercayai hal tersebut tapi tak bisa melakukannya.

Sebuah pil yang dalam jangka waktu satu atau dua tahun bisa meningkatkan kecepatan melatih tenaga dalam hingga sepuluh atau dua puluh persen adalah, tanpa diragukan, sebuah harta yang dikategorikan sebagai barang langka, yang bisa  meyebabkan peperangan dan hujan darah dalam memperebutkannya. Bahkan arti dari kalimat yang dilontarkan Xiao Che adalah... meningkat sebanyak tiga puluh persen secara permanen!

Kalimat ini lebih dari sekedar menakjubkan! Jika ada suatu hal atau suatu kondisi yang bisa membantu meningkatkan kecepatan melatih tenaga dalam hingga tiga puluh persen secara permanen, Xia Qinyue percaya tanpa ragu bahwa seluruh pahlawan di dunia ini akan datang berduyun-duyun untuk mendapatkannya.

"Ya." Xiao Che mengangguk. "Terserah padamu kau mau percaya atau tidak."

Malahan, sikap Xiao Che "percaya atau tidak", membuat kepercayaan Xia Qinyue padanya bertambah. Hal itu, dikombinasikan dengan hasil positif pengobatan Xiao Che yang ia rasakan sendiri,  sehingga sangatlah tak mungkin ia akan mempertanyakan lebih lanjut pernyataan yang dikatakan dengan tulus oleh Xiao Che setelahnya. Perasaan ini bahkan tak terduga olehnya. Perguruan Besar Awan Beku Asgard sudah berdiri di kerajaan Angin Biru sejak ribuan tahun lalu tapi tak pernah mendengar adanya metode dengan hasil mengejutkan seperti ini sebelumnya. Di kota kecil Awan Apung ini, ada seorang pemuda yang hanya berumur enam belas tahun dengan urat tenaga yang rusak mengatakan hal sedemikian rupa dengan yakin dan percaya diri...sehingga membuat ia tak mampu mencegah dirinya sendiri untuk sedikit percaya ucapannya.

"Jika emang benar bisa menghasilkan sesuai yang kamu katakan... Lalu kenapa kamu bilang aku tak akan setuju membiarkanmu melakukannya?" Tanya Xia Qinyue.

"Yah..." Jawab Xiao Che datar. "Sangat sederhana. Jika kau dengar, kau akan mengerti. Begini. Untuk mengeluarkan hawa dingin dari seluruh tubuhmu dan membersihkan meridianmu maka logikanya harus tertancap jarum perak di seluruh tubuhmu. Jika ingin menancapkan seluruh jarum perak di tubuhmu, maka otomatis kau harus melepas baju dulu. Setidaknya, kau harus memperlihatkan seluruh punggungmu padaku... Kau bahkan tidak membiarkanku menggandeng tanganmu, apa kau mau membuka baju didepanku?"

Xia Qinyue: "...."

"Baiklah. Jarum peraknya udah dipakai. Sebaiknya segera kukembalikan ke rumah sakit." Xiao Che tersenyum tipis. "Tak perlu berterima kasih padaku. Lagipula, kau adalah istriku. Kemarin di tengah malam kau pergi keluar untuk memberiku selimut, jadi apapun yang kulakukan untukmu itu memang sudah sepantasnya."

Melihat punggung Xiao Che yang sedang menata kembali peralatan medisnya, raut wajah Xia Qinyue berubah silih berganti. Pada akhirnya, ia pun bicara: "Aku sudah tahu dari dulu tentang hawa dingin yang terus bertambah di tubuhku. Aku juga tahu bahwa pada tahap-tahap awal pelatihan Ilmu Awan Beku meridianku akan tersumbat. Jika menghilangkan hawa dingin dan membersihkan meridian bisa melegakan ketidaknyamanan tubuh serta meningkatkan penggunaan tenaga dalam...terus apa hubungannya hal itu dengan menambah kecepatan dalam melatih tenaga dalam?"

"Ini berhubungan dengan ilmu pengobatan yang kompleks. Ya, sangat kompleks, jadi aku tak mau membahasnya. Bahkan walaupun kujelaskan, kau tak akan mengerti." Jawab Xiao Che asal. Keringat dingin hampir keluar dari keningnya... Awalnya dia mengira bahwa dengan penjelasan sebelumnya dan hasil positif pengobatan akupunturnya itu sudah cukup untuk meyakinkan Xia Qinyue. Dia tidak menyangka Xia Qinyue curiga dan langsung menanyakan pokok permasalahan ini.... Karena memang tidak ada sedikitpun hubungan antara kecepatan melatih tenaga dalam dan menghilangkan hawa dingin dan membersihkan meridian.

Untung saja, Xia Qinyue tidak meneruskan melontar pertanyaan. Tepat setelah Xiao Che membungkus semua peralatan, Xia Qinyue berkata lagi: "Pengobatan ini, dimana kau belajarnya? Dari teknik akupunturmu barusan, kau sudah sangat pantas untuk bergabung dalam sekolah kedokteran ternama! Jika kau benar bisa melakukan seperti apa yang kau katakan tadi, jangankan kota kecil Awan Apung ini, seluruh pelosok negri Angin Biru pasti akan mengenalmu. Bagaimana bisa kau tetap disini tak terkenal, dan bahkan mendapat julukan  'si lumpuh'?"

Bergabung dalam sekolah kedokteran? Xiao Che tersenyum mengejek. Xiao Che membalik badan dan menjawab dengan tenang: "Semua ini diajarkan oleh guruku."

"Guru...kamu?" Alis bulan sabit Xia Qinyue mengerut. Dia tak pernah mendengar tentang Xiao Che mempunyai seorang guru.

"Guruku adalah seorang Santa Medis besar. Seluruh hidupnya diperuntukkan untuk menolong orang, dan dia menolong mengobati orang-orang terluka dan sekarat. Aku bertemu dengannya saat aku masih muda. Dia mengajariku empat  cara dalam diagnosa medis, bagaimana cara menggunakan jarum, dan prinsip-prinsip farmakologi dan toksikologi. Dia mengajariku bahwa dibawah langit ada begitu banyak obat dan racun yang tak terhitung jumlahnya, termasuk hama dan herbal. Aku adalah penerus satu-satunya. Kebaikannya padaku sebesar gunung, tak mungkin bisa dibayar seumur hidupku... Itulah mengapa aku mengerti beberapa teknik pengobatan. Selain itu, kau tak seharusnya bertanya terlalu banyak. Juga, jangan bilang pada orang lain kalau aku bisa praktek medis. Bahkan kakek dan bibi kecil tak mengetahui hal ini. Selain aku, hanya dirimu yang tahu."

Sebagaimana dia mengingat akan gurunya yang telah tiada, Xiao Che tak bisa menahan diri untuk mengekspresikan kesedihan dan nostalgia di wajahnya. Ini adalah perasaannya yang paling jujur tanpa ada sedikit pun kepura-puraan. Perasaan jujur ini juga mempengaruhi Xia Qinyue sehingga ia yakin terhadap ucapan Xiao Che, lalu berkata lembut: "Bagimu yang begitu muda tapi sudah mempunyai keahlian tinggi akupuntur, tampaknya gurumu benar-benar seorang guru besar."

 "Dia adalah dokter terhebat tanpa tanding!" Tambah Xiao Che mantap.

Sikap Xiao Che membuat keraguan dalam hati Xia Qinyue berkurang tanpa sadar. Setelah berpikir panjang, Xia Qinyue akhirnya memutuskan: "Jadi, kamu yakin dengan ucapanmu bahwa aku bisa melatih tenaga dalam dengan lebih cepat tiga puluh persen secara permanen...benar begitu?"

"Aku berani mengucapkannya, sudah tentu aku akan bertanggung jawab dan takkan mempermalukan nama besar guruku. Eh? Kau... Mau mencobanya? Xiao Che berpaling dan melihat Xia Qinyue, takjub.

Xia Qinyue mendesah lega dan melirik Xiao Che: "Kamu yakin, kamu cuma perlu melihat punggungku saja?"

Mata Xiao Che terbelalak dan wajahnya mendekat sambil berkata: "kalau kau mau menunjukkan seluruhnya juga boleh..."

Alis Xia Qinyue terkulai dan lengan bajunya mengembang. Hembusan angin dingin mendadak menyerang seluruh tubuh Xiao Che, membuatnya gemetaran. Xia Qinyue lalu berjalan menuju tempat tidur dan berkata lirih: "Ayo segera mulai. Biar kulihat apakah pengobatanmu itu sungguh ajaib seperti yang kamu ucapkan atau tidak... Tapi, jika kamu berani berbuat macam-macam, aku takkan memaafkanmu!"

Xiao Che tersenyum lebar: "Kau bisa membunuhmu hanya dengan sebuah tamparan. Andai aku punya ide kotor, aku takkan berani mencobanya."

Kotak wadah jarum perak dan botol obat bunga matahari merah yang tadinya sudah dimasukkan, kini dikeluarkan kembali. Lalu dia berjalan menuju samping tempat tidur dan berkata serius kepada Xia Qinyue yang sudah duduk di atas kasur: "Buka baju!"

Itu hanya sebuah kata biasa, tapi ketika diucapkan oleh Xiao Che, seolah-olah itu menggambarkan seorang penguasa jahat yang memaksakan kehendaknya terhadap wanita tak berdosa.

Kalau dipikir-pikir, didalam hati yang terdalam  seseorang yang polos dan semurni bunga teratai putih, Xia Qinyue, setelah mendengar ucapan itu, pasti merasakan suatu kejanggalan... Tapi bagaimanapun juga, daya tarik penambahan kecepatan melatih tenaga dalam sebesar tiga puluh persen secara permanen itu terlalu besar untuk ditahan, yang bahkan bisa dikatakan bahwa tidak ada seorang pesilat yang mampu untuk menahan hasrat tersebut. Karena jika hal ini berhasil dilakukan, maka bisa dikatakan dengan memiliki bakat dan pemahaman yang sama, belajar ilmu dan keahlian yang sama, dan berada di lingkungan dan memiliki sumber yang sama, kemajuan dalam melatih tenaga dalam selama tiga tahun akan sama dibanding dengan lawan melatih tenaga dalam selama empat tahun. Setelah seratus tahun, itu artinya kita akan melampaui kemajuan lawan selama tiga puluh tahun.

Xiao Che juga yakin bahwa walaupun Xia Qinyue harus melepas seluruh baju, ia pasti akan mau melakukannya. Karena Xia Qinyue adalah gadis yang mengejar tingginya kekuatan tenaga dalam, jika tidak, mana mungkin ia mau bergabung dengan Perguruan Awan Beku Asgard tanpa peduli dengan konsekuensi menghilangkan emosi dan hasratnya.

Jika semua terjadi sesuai dengan ucapannya, maka hal ini pantas dilakukan... Bahkan hanya dengan senilai memperlihatkan punggung saja. Xia Qinyue berpikiran seperti itu dan menghadapkan punggungnya ke Xiao Che. Dia berbaring tengkurap perlahan, hatinya tenang seperti cermin. Ia menutup mata dan melepaskan baju. Baju merahnya  meluncur jatuh mengikuti lekuk bahu dan tangannya. Punggung putih mulus seorang gadis tanpa sehelai kain menutupinya terbentang didepan mata Xiao Che.

Ia meraih sebuah selimut dan menutupkan kedada, baju merahnya terus meluncur kebawah, menampakkan sepasang pantat yang padat berisi dan menggoda, dan mempertunjukkan bentuk liku punggung seputih giok. Punggungnya langsing tidak kurus, bersih dan mulus tanpa tanding. Kulit leher dan bahunya tampak lembut kemerahan seakan diminyaki. Mata tajam Xiao Che melebar seakan kesurupan.

"Cepat mulai! Kamu dilarang memikirkan yang bukan-bukan!" Kata Xia Qinyue dingin sambil menutup matanya.

"Bukankah tubuh seorang wanita seharusnya boleh dilihat oleh sang suami?" Gumam Xiao Che pelan sambil mengambil sebuah jarum perak. Di saat jarum perak berada di tangannya, ekspresi berubah serius penuh konsentrasi.

Sesaat setelah Xia Qinyue mendengar nafas tenang Xiao Che, ia menelan kembali omelannya dan tak lagi berbicara sambil menutup perlahan matanya. Bahkan sampai saat ini, ia masih belum percaya penuh bahwa ucapan Xiao Che itu benar...tapi ia tak bisa menahan daya tarik peningkatan kecepatan melatih tenaga dalam sebesar tiga puluh persen secara permanen, entah seberapa kecil kemungkinan suksesnya.

Suara angin ikut terdengar bersamaan dengan gerakan pergelangan tangan Xiao Che. Jarum perak menancap ringan dan tepat di titik akupuntur Tian Zhong di punggung putihnya Xia Qinyue. Jari Xiao Che tidak menyentuh kulit punggung sama sekali.

Xiao Che mulai menggerakkan dengan cepat jari-jarinya hingga  seakan-akan melayang. Satu per satu jarum perak diambilnya dan dengan cepat dan akurat menancap di punggung Xia Qinyue. Karena cepatnya yang terlihat hanyalah bayangan tangan yang terbang.
Xia Qinyue menutup mata dan berkonsentrasi pada punggungnya. Ia mulai menyadari bahwa setiap kali jarum perak menancap di punggungnya, selalu terasa ada seberkas tenaga dalam menyertainya. Penemuan ini membuat hatinya berdegup kencang.

Ia tahu benar tentang kondisi badan Xiao Che. Dengan urat tenaga yang rusak, dia hanya bisa berlatih hingga level satu Tenaga Alam Dasar. Tenaga ki yang bisa digunakannya hanyalah tenaga paling dasar dan terkecil. Tapi, di saat setiap jarum perak menancap di punggungnya, walaupun yenaga ki yang menyertainya hanya sedikit, itu sudah termasuk tenaga maksimal level satu Tenaga Alam Dasar.

Ia tidak tahu mengapa Xiao Che perlu menambahkan tenaga dalam pada jarum-jarum itu. Tapi ini menunjukkan bahwa, setiap menancapkan sebuah jarum, dia menggunakan seluruh tenaganya.

Pada delapan jarum yang awal ia tak menyadarinya karena konsentrasinya terpusat pada teknik yang dilakukan oleh Xiao Che. Kesadaran akan hal ini membuat gelombang dalam hatinya muncul sesaat.

Sampai detik ini, jarum yang menancap di punggungnya telah berjumlah sebanyak dua puluh tiga jarum. Kecepatan Xiao Che pun sudah terasa melambat. Jika Xia Qinyue melihat kebelakan saat ini, ia akan melihat bahwa wajah Xiao Che berubah kemerahan dan keringat berkumpul banyak di alisnya.



Minggu, 25 September 2016

ATG BI Chapter 18


Againts The Gods Bahasa Indonesia
Chapter 18: Jarum Perak Untuk Melepas Hawa Dingin

Penerjemah: PujanggaCinta

"Kau dengar dari siapa?" Xia Qinyue terkejut. Pada level tenaga dalam yang sama, harapan hidup anggota Awan Beku Asgard jauh lebih kurang dibandingkan dengan orang lain. Ini adalah kenyataan pahit. Bahkan dikalangan Awan Beku Asgard sendiri, ini adalah rahasia yang hanya diketahui dan selalu dijaga ketat oleh jajaran kepemimpinan.

Alasan Xia Qinyue mengetahui hal ini adalah karena gurunya secara tak sengaja mengatakannya saat Xia Qinyue melakukan terobosan tenaga dalam.  Apalagi, dia mengatakan padanya bahwa ini adalah cacat terbesar yang dimiliki Awan Beku Asgard dan dengan keras menyuruhnya untuk tidak mengatakan pada siapapun termasuk sesama murid. Walau begitu, disini Xiao Che mengatakannya dengan suara keras.

"Jika aku adalah Kepala Perguruan Awan Beku Asgard, aku akan mengerahkan segenap kekuatan untuk menutupi cacat ini dan mencegah orang luar untuk mengetahuinya. Apa kamu masih beranggapan aku mendengar ini dari orang lain?" Kata Xiao Che cemberut. "Aku mengambil kesimpulan ini dari hasil memeriksa nadimu, hanya itu. Dari reaksimu, tampaknya semua yang kukatakan ini benar."

"Aku tak percaya padamu." Xia Qinyue dengan tegas menggelengkan kepala. Mampu menyimpulkan rahasia terbesar Awan Beku Asgard hanya dari sebuah nadi? Itu konyol! Jika memang bisa semudah itu, dengan begitu banyaknya dokter di kerajaan Angin Biru, rahasia Awan Beku Asgard pasti sudah terbongkar entah berapa tahun yang lalu.

Bagaimanapun juga, apa yang dikatakan oleh Xiao Che tepat pada sasaran, tanpa salah sedikitpun. Tidak mungkin Xia Qinyue tidak kebingungan.

"Aku tahu kau takkan percaya padaku." Xiao Che membungkuk mengambil paket dan pot obat dari lantai dan berjalan menuju rumah. "Ikuti aku."

Tatapan Xia Qinyue melekat pada benda yang dibawa oleh Xiao Che. Setelah agak ragu sebentar, ia mengikutinya masuk kedalam rumah dan lalu menutup pintu di belakangnya.

Setelah menata paket dan pot obat itu diatas meja, Xiao Che menyuruh Xia Qinyue: "Duduklah."

"Apa yang akan kau lakukan?" Kata Xia Qinyue curiga.

"Tentu saja aku akan mengobatimu."

"Tak perlu." Xia Qinyue segera menggelengkan kepala.

"Entah ini perlu atau tidak,  sebaiknya kau putuskan itu nanti aja... Hei, hei, kalau hanya sekedar mencoba, kau tidak akan menolaknya, kan?"

Xiao Che membuka kotak paketnya dan mengeluarkan sebuah kotak perak. Ia menghela nafas, di raut mukanya terlihat kekecewaan dan frustasi: "Aku tahu pada dasarnya kau memang tidak percaya apapun yang kukatakan. Tapi setidaknya, aku tak punya kekuatan ataupun alasan untuk menyakitimu. Alasan mengapa aku mengambil ini dari rumah sakit pagi-pagi adalah karena aku ingin mengobatimu, hanya itu. Jika berhasil, baguslah, kalau gagal, kau tetap tidak akan kehilangan apapun....karena kau tak percaya padaku dan tak mau mencoba, yah, sudahlah. Anggap saja ini kasih sayang yang tak terbalas."

Kata-kata Xiao Che mengejutkan Xia Qinyue, menyebabkan sedikit rasa bersalah muncul di hatinya. Benar apa yang dikatakan Xiao Che sebelumnya dan apa yang dikatakannya sekarang adalah semata-mata untuk menolong mengobati dirinya. Dia tidak meminta imbalan apapun dari Xia Qinyue dan juga tidak memberi sarat. Dia juga, sebagaimana yang dia ucapkan, tak punya alasan ataupun kemampuan untuk menyakitinya... Entah apapun hasilnya, menolak langsung mentah-mentah memang agak berlebihan.

Xia Qinyue mendesah dalam hati dan kemudian duduk di samping Xiao Che. "Lalu kau mau mengobati aku dengan cara apa?"

"....Kau benar mau aku obati?" Xiao Che menatapnya lalu berpaling sambil mendengus.

Sikapnya yang seolah seperti anak kecil yang ngambek membuat Xia Qinyue tak tahu harus tertawa atau menangis, lalu berkata santai: "Aku ingin tahu caramu mengobatiku."

"Siip, nah yang nurut gitu dong." Ketika Xiao Che menghadapkan wajahnya kembali, dia sudah tersenyum lebar. Hal ini menyebabkan Xia Qinyue menatapnya bingung... Perubahan hati orang ini benar-benar terlalu cepat!

"Coba ulurkan tanganmu."

Xiao Che duduk di hadapan Xia Qinyue. Xia Qinyue pun menurut mengulurkan tangannya sembari meletakkannya di atas meja. Lengan baju merahnya ditarik sampi ke sikut memperlihatkan sepasang lengan seputih salju.

Xiao Che membuka kotak perak. Dan ternyata, di dalamnya terdapat jarum-jarum perak yang tertata rapi.

"Jarum perak... Jangan-jangan kau akan menggunakan teknik akupuntur?" Alis bulat sabit Xia Qinyue terangkat.

"Eh? Kau tahu akupuntur?" Xiao Che terkejut. Waktu itu di Benua Awan Biru orang yang menguasai teknik akupuntur berjumlah tidak sampai sepuluh orang walaupun dia dan gurunya ikut terhitung. Sebaliknya, di Benua Langit Dalam, tampaknya ini adalah suatu teknik pengobatan yang populer. Bahkan satu set alat akupuntur juga bisa ditemukan di rumah sakit Klan Xiao.

"Tentu saja aku tahu. Aku juga tahu bahwa untuk menguasainya memerlukan waktu yang sangat lama. Kau membutuhkan waktu setidaknya puluhan tahun agar bisa sedikit berhasil dalan pengobatan. Dan masalahnya, aku tak pernah mendengar kabar sedikitpun bahwa kau belajar teknik pengobatan, apalagi akupuntur. Juga, di dalam kamarmu tak tercium bau atau bekas obat-obatan tradisional. Kamu sebenarnya mau ngapain?" Tatapan Xia Qinyue mengandung kekuatiran dan penuh curiga.

Xiao Che mengeluarkan sebuah jarum perak, menggenggam pangkalnya dengan dua jari... saat itu, Xia Qinyue merasa agak aneh. Hal itu dikarenakan jarum perak di tangan Xiao Che seolah bersatu secara alami dengan tangannya. Perasaan ini sangat halus dan tak terlukiskan namun jelas dan benar-benar ada.

Xiao Che membuka sebuah botol kecil lalu dengan hati-hati mencelupkan jarum tersebut kedalamnya. "Entah aku tahu atau tidak cara melakukan akupuntur, kau akan segera tahu kebenarannya. Sudah tentu, kalau kau merasa ada yang salah atau aku hanya bermain-main, kau bisa menyuruhku berhenti kapan saja."

"Apa yang ada didalam botol itu?" Pandangan mata Xia Qinyue jatuh pada botol kecil tersebut.

"Jus biasa dari bunga matahari merah." Xiao Che menjawab tanpa berpikir panjang, pandangannya mengarah ke lengan Xia Qinyue. Tangan kirinya yang memegang jarum berkedip sedikit.

Gerakan Xiao Che sangatlah cepat, begitu cepatnya hingga Xia Qinyue tak sempat bereaksi. Jarum perak di tangannya sudah tak lagi ada. Sebagai gantinya ada jarum perak menancap tegak lurus di pergelangan tangan kanannya... Tepat mendarat di titik akupuntur Yang Chi.

Tidak ada rasa sakit. Lebih tepatnya, tidak terasa apapun. Jika bukan karena fakta dia melihat dengan jeli pada jarum perak itu, dia tak akan merasa sama sekali bahwa ada jarum perak yang menancap di pergelangan tangannya. Hati Xia Qinyue tergerak.... Begitu cepat? Tidak, ini bukan kecepatan. Ini keahlian! Sebuah keahlian yang mencapai tingkat yang sangat menakjubkan, bahkan bisa disebut keahlian yang sudah mencapai puncak.

Jarum perak kedua sudah dikeluarkan oleh Xiao Che dan mulai dimasukkan kedalam botol ramuan jus bunga matahari merah. Sesaat setelah badannya condong mendekat pergelangan tangan Xia Qinyue, tangannya sedikit bergerak dan jarum kedua telah menancap di titik akupuntur Yang Gu. Jarum ke-tiga dan ke-empat lalu juga menancap di titik akupuntur  Zhong Zhu dan He Gu dengan akurat.

Setelah tangan kanan, berikutnya di tangan kiri juga tertancap empat buah jarum perak di titik akupuntur Yang Chi, Yang Gu, Zhong Zhu, dan He Gu. Tiap kali Xiao Che melakukan ini, gerakan tangannya sangat cepat sekali sehingga Xia Qinyue hanya bisa melihat sekelebat bayangan yang bergerak. Ketakjuban dalam hatinya juga ikut meningkat setiap kali jarum menancap.

Dia tidak tahu kalau pengobatan Xiao Che akan membuahkan hasil atau tidak,  tapi yang jelas Xia Qinyue seakan tak bisa mempercayai hal yang terjadi saat ini, bahwa seorang pemuda yang hanya berumur enam belas tahun bisa melakukan teknik ini dengan tingkat keahlian yang sangat tinggi sehingga membuatnya terpesona.

"Lemaskan tanganmu dan tetaplah bernafas. Jangan kerahkan tenaga dalammu apapun yang terjadi."

Suara Xiao Che bergema di telinganya. Ia pun menurutinya. Tangannya dilemaskan dan ia bernafas dengan tenang. Detik itu juga, ia tiba-tiba merasakan hawa sedingin es berkumpul di kedua tangannya. Lalu seolah mencari jalan keluar, hawa tersebut berjalan menuju ke-empat titik Yang Chi, Yang Gu, ZhongZhu, dan He Gu yang telah tertancap oleh jarum perak...

Gumpalan kabut putih mendadak muncul di atas delapan jarum perak. Udara dingin yang tersimpan di dalamnya membuat temperatur udara di ruangan menjadi turun drastis. Di saat merasakan hawa dingin terlepas dari meridiannya dan  kabut putih yang muncul dengan cepat, raut wajah putih Xia Qinyue berkedut keras.

Diperlukan waktu beberapa menit hingga kabut putih benar-benar berhenti timbul. Seketika itu tangan Xiao Che menjulur dan jarinya bergerak secepat kilat. Dalam sesaat kesemua delapan jarum perak yang menancap di lengan Xia Qinyue sudah berada di genggamannya dan lalu ditempatkan di sebuah wadah lain.

"Udara dingin ini bahkan lebih berat dari yang aku kira. Untunglah kau bertemu denganku." Xiao Che bergumam dengan suara lirih lalu menutup wadah kotak jarum perak dan berkata: "Istriku Qinyue, bagaimana rasanya tanganmu sekarang?"

Xia Qinyue mengangkat kedua tangannya, matanya goyah. Ringan, nyaman, hangat... Itulah yang dirasakan tangannya saat ini. Seolah-olah dirinya terbebas dari belenggu kuat. Ini adalah pertama kalinya ia merasakan kehangatan di kedua lengan dan telapak tangannya semenjak ia mempelajari Ilmu Awan Beku. Ia mengangkat kedua matanya kearah Xiao Che seraya bertanya takjub: "Sebenarnya ini apa?"

"Sederhana sekali. Aku hanya melepaskan hawa dingin yang ada di tangan dan meridian tanganmu. Pada saat yang bersamaan aku membuka meridian-meridian yang tersumbat. Hanya itu." Dengan rendah hati Xiao Che berkata: "Tenaga dalam Awan Beku Asgard dapat membuat tenaga ki menjadi sedingin es yang ahirnya kekuatanmu bisa meingkat tajam. Alasan mengapa tenaga ki sedingin es bisa lebih kuat adalah karena hawa es sangat berbahaya bagi manusia... Musuhmu adalah manusia, tapi dirimu sendiri juga manusia. Sebelum menyakiti orang lain, kau tak bisa terlepas dari menyakiti dirimu sendiri terlebih dahulu. Ini adalah logika yang pasti."

"Pagi ini disaat aku menyentuh telapak tanganmu, aku merasakan telapak tanganmu terasa lebih dingin dari orang umumnya. Mungkin anggota Perguruan Awan Beku Asgard sungguh percaya bahwa ini adalah efek yang sudah semestinya terjadi ketika belajar Ilmu Awan Beku, tapi dari sudut pandang medis, sangatlah aneh jika temperatur tubuh seperti ini dianggap normal! Normalnya, saat kau tidak menggunakan tenaga dalam, tenaga dalam akan tetap berada di pembuluh tenaga dan tidak akan mempengaruhi tubuh. Sebaliknya, ketika tenaga ki  Awan Beku yang terhubung dengan tubuhmu digunakan, itu justru merusak tubuh. Ketika ilmu tersebut bersirkulasi ditubuh, itu juga akan menyakiti tubuh. Kau belum sampai belajar Ilmu Awan Beku Asgard lama hingga beberapa tahun, tapi hawa dingin dengan jumlah yang banyak sudah meresap kedalam lima organ jeroan, enam organ perut, aliran darah, sumsum tulang dan dantian ditubuhmu. Dan masih berlanjut hingga saat ini. Seiring waktu, hal ini akan terus menerus memperparah kondisi organ dalammu. Akan sangat aneh kalau hal ini tidak memperpendek umurmu pada ahirnya. Efek negatif ini tidak akan dijumpai pada kebanyakan orang umumnya."

Xia Qinyue: "......"

"Tambah lagi, dibawah pengaruh hawa dingin, meridian-meridian dalam tubuh akan sering mengalami kejang yang ahirnya menutup, sehingga sangat mempengaruhi kemampuanmu untuk menggunakan tenaga ki. Silakan coba gunakan tenaga dalammu sekarang dan bandingkan dengan sebelumnya." Kata Xiao Che dengan muka serius.

Pendapat Xiao Che ini diutarakan dengan landasan kuat dari awal hingga ahir dan disertai dengan sebab akibatnya. Tidak hanya itu saja, tapi penjelasannya sangat mudah dipahami bahkan oleh orang idiot sekalipun. Ditambah dengan aksi polosnya sehingga rasanya tidak mungkin untuk mempertanyakan atau membantahnya.

Ketika Xiao Che mengatakan hal ini dengan wajah serius, saat itu sebenarnya hatinya sedang meringis....karena walaupun semua hal yang baru saja dia katakan itu adalah benar adanya, tapi pada saat yang bersamaan itu semua adalah omong kosong belaka!

Hawa dingin yang menumpuk memang benar bisa menyakiti tubuh. Fakta bahwa hal itu juga bisa menutup meridian juga suatu kebenaran... Tapi jika Ilmu Awan Beku merupakan ilmu yang tak tertahankan oleh tubuh seperti perkataannya, bagaimana mungkin Perguruan Awan Beku Asgard bisa mempunyai nilai? Bahkan sampai berada di posisi puncak di kerajaan Angin Biru, dan bertahan selama delapan ratus tahun lamanya? Setelah berlatih Ilmu Awan Beku selama beberapa saat, tubuh akan menyesuaikan diri dengan hawa dingin secara sempurna. Lalu hawa dingin yang awalnya menyakiti tubuh itu lambat laun akan membantu tubuh dan meridian yang tertutup akan kembali terbuka.

Tapi, Xia Qinyue hanya baru belajar Ilmu ini dalam selang waktu tiga atau empat tahun. Sudah sewajarnya dia belum masuk pada tahap 'adaptasi sempurna'. Mendengar ucapan Xiao Che dikombinasikan dengan pengalamannya hingga saat ini, ditambah lagi hasil dari pengobatan barusan, argumen Xiao Che tampak sempurna dan tanpa cacat di matanya.

"Pengobatan" hanyalah sebuah alasan yang dia gunakan. "Cacat" pada Ilmu Awan Beku juga merupakan sebuah alasan. Apa sesungguhnya yang ingin ia capai, hanya dia sendiri yang tahu.

Jumat, 23 September 2016

ATG BI CH17

Againts The Gods bahasa Indonesia chapter 17: Percayakah Kau, Aku Adalah Seorang Dokter Ajaib?

Penerjemah: PujanggaCinta

Xiao Che tahu jelas apakah tenaga dalam Xia Qinyue sungguh berada pada level 10 Tenaga Alam Dasar atau tidak, dan sudah tentu Xiao Luong tidak paham akan hal ini.  Xia Qinyue benar-benar sangat marah dan barusan telah menggunakan kekuatan tenaga dalamnya sebesar 70%. Melihat Xiao Luong terkapar di tanah dia menarik kembali telapak tangannya dan berkata sambil acuh tak acuh: "Tampaknya tuan muda Xiao tidak begitu hebat dalam berlatih tanding. Silakan Anda pulang."

Tergeletak di tanah, Xiao Luong tercengang... Dia awalnya mengira bahwa dengan tenaga dalamnya yang berada pada level tiga Tenaga Alam Awal, mengambil keuntungan dari Xia Qinyue adalah hal semudah membalik telapak tangan. Dia tidak pernah menyangka, saat bertemu, dia malah berakhir tergeletak di tanah dengan badan penuh memar dan babak belur tanpa sempat membalas sedikit pun. Matanya terbelalak kaget saat melihat 2 gigi bersimbah darah yang ada di depannya.

Xiao Luong lalu segera berdiri, wajahnya menggerenyet kesakitan. Dia sadar betapa babak belurnya dia saat ini. Bisa dikatakan bahwa dengan statusnya sebagai tuan muda klan Xiao, tidak pernah sekalipun dalam hidupnya dia berada dalam kondisi menyedihkan seperti ini....dan bahkan di depan wanita yang sangat dipuja dan didambakannya. Bagaimanapun, tuan muda Xiao adalah tuan muda Xiao. Ia menelan darah dalam mulutnya dengan paksa, wajahnya tetap menunjukkan apa yang bisa dianggap sebagai keramahan dan senyum elegan. "Tenaga dalam level sepuluh Tenaga Alam Dasar milik nona Xia memang sesuai dengan reputasinya. Tadi itu saya hanya sekedar menge-tes, dan sedikit meremehkan Anda. Maka kali ini, nona Xia harap agak berhati-hati."
Dengan dua gigi depannya yang hilang, perkataan Xiao Luong diselingi dengan suara tiupan udara. Setelah berkata,  ia sudah terlebih dahulu mengangkat tangannya dan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya....

Ia dengan naifnya percaya bahwa alasan dia kalah barusan adalah murni karena dia bertindak sembrono, yang dimana Xia Qinyue membalas dengan seluruh kekuatannya. Dengan tenaga dalam miliknya yang berada di level tiga Tenaga Alam Awal, bagaimana mungkin ia tidak bisa mengatasi tenaga dalam level sepuluh Tenaga Alam Dasar milik Xia Qinyue?!

Xiao Luong melangkah maju. Tiga langkah kemudian, kedua tangannya menerjang silih berganti, berusaha dengan cepat untuk membelit tangan Xia Qinyue. Aksi ini malah membuat Xia Qinyue lebih jijik lagi padanya. Dengan kesabaran yang sudah habis,  tangan Xia Qinyue secara tiba-tiba melayang keras diikuti dengan kepakan lengan baju merahnya.  Hempasan tenaga dalam yang membawa pancaran dingin es mendarat di wajah Xiao Luong.

Tenaga dalam yang tidak membawa sedikitpun Ilmu Awan Beku, tapi tetap saja ini bukanlah sesuatu yang mampu dihadapi oleh Xiao Luong.

Diikuti dengan suara *pak*, pipi kanan Xiao Luong terbenam kebawah disertai seluruh tubuhnya terpental ke belakang. Dia terputar di udara sedikitnya tujuh atau delapan kali putaran sebelum jatuh dengan keras di luar halaman. Tiga gigi bersimbah darah juga ikut terpukul lepas, dua diantaranya menancap di wajah Xiao Luong.

"Latih tanding ini sudah usai, aku tidak akan mengantarmu keluar." Ucap Xia Qinyue dengan suara bak peri yang sedingin es, tanpa sedikitpun melihat padanya.

Terdapat belang merah bak darah di wajah kanan Xiao Luong.  Saat ini, seandainya dia adalah seorang yang bodoh, dia tersadar bahwa kekuatan level tiga Tenaga Alam Awal miliknya sejak awal tidak ada artinya di hadapan Xia Qinyue. Dia memegangi wajah kanannya yang berdenyut sakit dan melihat kearah Xia Qinyue dengan pandangan penuh teror. Mengambil nafas berat, dia beranjak pergi dengan sempoyongan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Xiao Luong tiba di rumah sakit dan hendak masuk saat dia melihat Xiao Che yang berjalan keluar, tangan kirinya memegang pot obat dan tangan kanannya membawa sebungkus paket. Melihat Xiao Luong, Xiao Che dengan segera menyapanya dengan sopan: "Saudara Yulong, kenapa kamu datang kemari? Aiya! Saudara Yulong.... Wajah kamu... Ap, ap, ap... Apa yang terjadi?"

Melihat Xiao Che, Xiao Yulong  mengertakkan giginya, mendengus datar, dan segera menerobos masuk kedalam rumah sakit. Tidak lama kemudian, suara kaget kepala dokter Klan Xiao, Xiao Gu, terdengar dari dalam: "Tuan Muda.... Si, si, si, si..... Siapa yang telah berani berbuat jahat seperti ini padamu?!"

"Bukan apa-apa.... Waktu aku berlatih di kaki gunung, aku terjatuh karena tidak hati-hati..." Jelas-jelas suara Xiao Luong dibarengi dengan rintih kesakitan. Tentu saja dia tidak mungkin mengakui bahwa kondisinya saat ini adalah akibat pelajaran yang diberikan oleh Xia Qinyue karena Xiao Luong ingin mengambil keuntungan darinya.

"'Bukan apa-apa' apanya?! Tulang pipimu remuk parah, lima gigimu hilang, dan tiga lagi dalam keadaan patah. Tidak ada  dari gigi-gigi ini yang bisa tumbuh lagi...."

Xiao Che belum berjalan begitu jauh. Suara yang didengarnya membuat dia merinding.

Wanita ini... Perbuatannya sungguh terlalu sadis!

Bubuk Pembunuh Hati yang telah membunuhnya bisa dipastikan datang dari Xiao Luong. Awalnya, Xiao Che ingin meminjam kekuatan Xia Qinyue untuk memberi pelajaran pada Xiao Luong... Tapi bagai mana hal ini bisa dianggap pelajaran? Ini namanya menghajar habis-habisan hingga babak belur.

Berpikir kembali tentang bagaimana dia menggunakan kakeknya sebagai tameng untuk menggandeng tangan Xia Qinyue tadi pagi, Xiao Che mendadak berkeringat dingin dengan deras.

Ketika dia tiba di halaman rumah, Xia Qinyue sedang berdiri di tengah halaman. Melihatnya datang, Xia Qinyue berkata datar: "Tadi Xiao Luong datang kemari."

"Oh, ya, aku tahu. Aku baru saja bertemu dengannya di rumah sakit." Xiao Che melihat dengan cermat ekspresi Xia Qinyue sebelum menjawab dengan hati-hati.

Xia Qinyue tidak lagi menghiraukannya. Dia perlahan menutup matanya dan lapisan udara sedingin es menyelimuti tubuhnya.

"Xia Qinyue istriku, boleh aku bertanya sesuatu?" Xiao Che bertanya sambil melangkah maju.

"?". Xia Qinyue tidak merespon sedikit pun.

"Sebenarnya tenaga dalam kamu udah sampai level apa?" Mampu membuat Xiao Luong hingga berada pada kondisi menyedihkan itu, paling tidak ia sudah mencapai level lima Tenaga Alam Awal! Sudah mencapai level lima Tenaga Alam Awal pada usia enam belas tahun... Jika hal ini terungkap, Kota Awan Apung akan gempar. 

Xia Qinyue masih tidak merespon sedikit pun. Ia tampaknya tak ada niat untuk menjawabnya.

Wajah Xiao Che yang tak dihiraukan menjadi suram. Melihat penampilan Xia Qinyue, ia pastilah tengah berlatih tenaga dalam spesial dari Asgard, Ilmu Awan Beku. Xiao Che tak lagi berbicara. Setelah meletakkan barang bawaannya di lantai, menyandarkan punggungnya, melipat kedua tangannya didepan dada, dia memandangi ketenangan Xia Qinyue dengan santai.

Sudah seperempat jam berlalu sejak dia memandangi Xia Qinyue.

Sebelumnya, Xia Qinyue selalu berdiam diri di dalam kamar. Saat berlatih Ilmu Awan Beku, selain biasanya sang guru berada disebelahnya sambil memberi saran, di saat lainnya ia selalu berada sendirian, tanpa ada seorang pun yang mengganggunya...tanpa perlu disebutkan lagi, ada pria yang memandangi dirinya dengan kedua mata saat itu.

Walaupun ia berdiri di situ dengan tenang sambil matanya terpejam, dengan sungguh-sungguh berlatih Ilmu Awan Beku yang bersirkulasi di seluruh tubuhnya, ia masih bisa merasakan Xiao Che berdiri di sana sambil memandanginya. Apalagi itu adalah tatapan tanpa henti...pandangannya tak berkedip sekalipun. Tatapan tajam itu melihat lagi dan lagi ke seluruh bagian tubuhnya, membuat hatinya tak sanggup untuk tenang. Swluruh tubuhnya merasa tak nyaman....lagi pula, dia masih gadis berumur enam belas tahun. Berharap banyak bahwa hatinya akan setenang air itu tidaklah mungkin.

Setelah seperempat jam penuh, Xiao Che masih berdiri di sana, matanya menatap erat padanya. Xia Qinyue ahirnya tak lagi mampu menahan diri lalu membuka mata dan melihat ke arah Xiao Che, sambil berkata dingin: "Kenapa kau, menatapku terus?!"

"Menunggumu berbicara padaku dengan suka rela." Xiao Che menjawab tanpa rasa bersalah.

"......." Xia Qinyue merasa ingin sekali membunuh seseorang.

"*Uhuk uhuk* Sebenarnya, aku ingin membicarakan hal penting padamu. Tapi aku takut mengganggu latihanmu, jadi aku tak punya pilihan lain swlain menunggu." Xiao Che berdiri dengan ekspresi serius.

"... Apa itu? Katakan!" Xia Qinyue bertanya sambil menahan amarah.

"Umm, begini.." Wajah Xiao Che jadi makin serius. Dia maju kedepan beberapa langkah sampai ahirnya berada tepat di hadapan Xia Qinyue, lalu berkata dengan percaya diri: "Pagi ini... Saat aku menggandwng tanganmu... Ah, ah, ja, ja... Jangan mukul! Aku berbicara masalah serius, masalah serius!" Ketika merasakan Xia Qinyue melepaskan hawa membunuh, Xiao Che melangkah mundur dengan tergopoh-gopoh. Raut takut tampak di wajahnya...mengingat kondisi mengenaskan Xiao Luong setelah menerima pelajaran. Setelah memastikan, ternyata, Xia Qinyue tidak melakukan apa-apa, dia bernafas lega lau melanjutkan pembicaraannya: "Ketika aku memegang tanganmu, aku merasakan denyut nadimu dan menemukan masalah besar, benar-benar masalah besar."

Ucapannya tidak sedikitpun membuat raut wajah Xia Qinyue goncang....dari awal ia sedikit pun tidak percaya padanya.

Walaupun ia memang merasakan Xiao Che secara rahasia memeriksa nadinya saat berpegangan tangan tadi pagi, bagaimana mungkin seseorang dari keluarga Xiao yang katanya orang terlemah se-kota Awan Apung bisa mengerti sesuatu tentang nadi?

Tapi ucapan berikutnya dari Xiao Che membuat Xia Qinyue  sedikit gemetar.

"Bukankah benar bahwa kau terbangun jam tiga pagi setiap harinya? Dan bukan hanya itu, dalam selang waktu setengah jam kedepannya kau merakan dingin dan kaki tanganmu terasa sakit."
Pandangan mata Xia Qinyue goyah, tanpa sadar bertanya: "Bagaimana kau tahu?"

Xiao Che lanjut berbicara. "Juga, saat berlatih ilmu rahasia Awan Beku, setiap kali tenaga dalammu mengalami penerobosan, dalam waktu dua atau tiga hari berikutnya, bukankah benar bahwa seluruh tubuhmu terasa sedingin es dan kaki tanganmu terasa sakit, dan kau tidak bisa makan dan minum dengan tenang?"
Tatapan Xia Qinyue sekali lagi berguncang keras...karena kata-kata yang dilontarkan Xiao Che tidak melenceng sedikit pun.

"Juga...." Kaki Xiao Che bergerak melangkah lurus menuju gerbang halaman. Sampai hingga setengah badannya berada di luar halaman barulah di melanjutkan ucapannya dengan wajah serius: "Terakhir kali kamu... Umm..ah.. Datang bulan. Bukankah juga terlambat tujuh atau delapan hari?"

Xia Qinyue: "! $&#%#-..."

Hanya di saat dia yakin tidak merasakan hawa membunuh dari Xia Qinyue dia kembali berjalan masuk ke dalam halaman dengan perlahan: "Kau percaya aku sekarang?"

"Bagaimana kau tahu semua ini?" Alis mata Xia Qinyue menajam drastis.

"Dari nadimu!"

"Kau bisa mengukur nadi?"

"Apakah kau percaya kalau kukatakan bahwa aku adalah seorang dokter ajaib?" Xiao Che bertanya dengan raut muka sungguh-sungguh.

"Kalau kau mau bercanda, cari sana bibi kecilmu." Xia Qinyue berkata padanya tanpa ekspresi.

Tentu saja, Xiao Che tidak berharap Xia Qinyue akan benar-benar percaya terhadap omongannya. Justru aneh kalau ia percaya. "Ini beneran gejala yang serius. Apa kau tak ingin cari tahu cara untuk mengobatinya?"

"Tak perlu." Xia Qinyue mengeluarkan suara dingin: "Ilmu Awan Beku adalah teknik tenaga dalam eksklusif dari Awan Beku Asgard, lembut dan takkan pernah habis. Sekali kau berlatih Ilmu Awan Beku, seluruh tubuhmu akan berusaha keras beradaptasi pada rasa dingin dan lambat laun efek sampingnya akan menghilang. Di Awan Beku Asgard, hal ini adalah hal biasa yang sudah diketahui oleh seluruh murid. Bahkan Kepala perguruan dan pendahulunya juga mengalami hal yang sama. Di saat Ilmu Awan Beku sudah mencapai tingkatan tertentu, efek samping ini akan hilang dengan sendirinya."

"Benar, benar, yang kau ucapkan tidaklah salah." Xiao Che mengangguk dengan perhatian mendalam lalu berkata sambil sedikit tertawa: "Tapi aku juga akhirnya mengerti mengapa Awan Beku Asgard mengajarkan pada muridnya untuk menahan hasrat dan melarang emosi... karena walaupun wanita Awan Beku Asgard mempunyai kekasih, mereka tetap tidak akan bisa mempunyai anak. Jika hal ini tersebar, maka nama baik Awan Beku Asgard akan tercoreng. Lebih baik larang saja murid-muridnya bertemu laki-laki dan pada saat bersamaan, sekalian menyembunyikan rahasia memalukan ini."

Alis mata Xia Qinyue tiba-riba berubah miring tajam dan tatapan matanya menjadi dingin. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar marah terhadap Xiao Che: "Diam! Aku bisa mentolerir ucapan omong kosongmu... tapi aku takkan membiarkanmu mencemooh perguruanku! Jika kau meneruskan setengah saja kalimat macam itu lagi, aku takkan memaafkanmu!"

Sekarang, dalam sikap berhati-hati dan merendahnya Xiao Che tidak lagi tampak adanya rasa takut. Bahkan, dia sedikit tersenyum dan berkata santai: "Aku benar ataupun salah. Aku tahu dengan jelas. Aku juga akan mengatakan padamu... semakin kuat tenaga dalamnya,  semakin lama umur hidupnya. Tapi, dari nadimu, aku sangat yakin bahwa umur hidup anggota Awan Beku Asgard, adalah sepertiga lebih kurang dari orang dengan tingkat tenaga dalam yang sama, bahkan bisa lebih!"

" Benarkah atau salahkah ucapanku!"

Perkataan Xiao Che bagai petir yang menyambar dekat telinga Xia Qinyue dan membuat pupil matanya mengecil seketika itu juga.