Kamis, 29 September 2016

Againts The Gods BI Ch 20

Againts The Gods Bahasa Indonesia
Chapter 20: Ini Sungguh Menarik...

Penerjemah: PujanggaCinta

Untuk dua puluh-an jarum yang awal, Xiao Che dapat melakukannya dengan enteng. Tapi ketika keringat mulai mengalir keluar dari keningnya, tangan kiri yang memegang jarum mulai gemetar. Ditambah lagi dengan gerakannya yang mulai melambat. Sebelumnya, dia dapat menancapkan sebuah jarum dengan sekali nafas, tapi lambat laun menjadi beberapa tarikan nafas....setelah lebih dari tiga puluh jarum, kini kecepatannya kian makin melambat dalam setiap tusukan.

Jika Xia Qinyue menoleh kebelakang, ia akan menyadari bahwa setiap kali Xiao Che melakukan tusukan jarum akupuntur, dia menggunakan tangan kirinya. Padahal dia bukan kidal dan tak mungkin tangan kirinya lebih handal dalam teknik pengobatan. Hanya saja, itu semua karena Mutiara Racun Langit berada di tangan kirinya.

Kapanpun jarum perak menanjap ke tubuh, Mutiara Racun Langit yang ada di telapak tangannya akan sedikit mengedipkan cahaya. Masuk mengikuti jarum, kekuatan Mutiara Racun Langit secara rahasia ikut menyusup ke dalam tubuh Xia Qinyue. Tentu saja yang masuk bukan kekuatan racun, melainkan tenaga pemurnian. Mutiara Racun Langit mempunyai kemampuan untuk memurnikan  sepuluh ribu macam racun di dunia. Yang dimaksud 'racun' disini bukanlah yang selalu dapat menghilangkan nyawa seseorang, tapi juga termasuk racun yang dapat merusak bagian dalam tubuh dan yang dapat menyebabkan kelebihan kotoran dalam tubuh. Tapi penggunaanya tidaklah   semudah membasuh sumsum tulang dan memotong arteri. Menemukan cara menggunakan Mutiara Racun Langit dalam aplikasi teknik akupuntur inilah yang membuat dia memutar otaknya sejak pagi tadi.

Melenyapkan hawa dingin dan membersihkan meridian hanyalah tujuan sampingan.  Apa yang ingin dia lakukan sebenarnya adalah 'membuka jalan tenaga' untuk Xia Qinyue.

Satu menit berlalu... Sepuluh menit berlalu... Seperempat jam berlalu...

Kabut hawa dingin perlahan muncul dari tiap-tiap jarum. Setelah setengah jam penuh berlalu, punggung Xia Qinyue sudah ditancapi penuh oleh lima puluh empat jarum. Pada detik ini tangan Xiao Che berhenti bergerak, namun selang waktu setengah menit kemudian kedua tangannya mulai berkelebat dengan cepat. Dia mencabut tiap-tiap jarum yang ada dipunggung Xia Qinyue dengan  kecepatan tanpa tanding. Sekejap mata, semua lima puluh empat jarum sudah lenyap dari punggung Xia Qinyue.

Punggung bak giok Xia Qinyue tetap masih seputih salju seperti giok putih yang paling murni. Dengan keahlian tingkat tinggi Xiao Che, tidak tertinggal secuil bekas pun.

"Selesai..." Xiao Che, setelah mengumpulkan semua jarum, menghela nafas panjang.

Di saat semua jarum telah dicabut, Xia Qinyue merasa tubuhnya terbang ke awan, ia merasakan kehangatan dan kenyamanan yang tak terlukiskan. Sulit baginya untuk mempercayai hal ini, bahwa ini adalah tubuhnya sendiri.

Ia langsung mengenakan bajunya dan segera mencoba menyalurkan tenaga dalam. Saat Ilmu Awan Beku mengalir ke luar, ia kaget bukan kepalang, karena tenaga dalamnya mengalir seketika ia mengangankannya. Kecepatan sirkulasi tenaga dalam di tubuhnya membuat ia sangat senang karena menjadi lebih cepat dari sebelumnya.

Sebelumnya, walaupun sudah berlatih Ilmu Awan Beku selama empat tahun, ada saat-saat dimana ia masih belum bisa mengontrol ilmu itu. Tapi sekarang, merasakan Ilmu Awan Beku yang bersirkulasi di tubuhnya, ia sangat yakin bahwa dengan kondisi tubuhnya saat ini ia bisa mengontrolnya secara penuh. Kecepatan sirkulasi Ilmu Awan Beku juga, secara alami, naik satu tingkat.

Dari awal ia memang tidak berharap banyak, jadi ia bersyukur dari lubuk hatinya yang terdalam akan hasil yang menakjubkan ini. Pada saat yang sama ia sangat terkejut... terkejut bahwa semua ucapan Xiao Che benar-benar terwujud! Lebih lagi, hasilnya melebihi apa yang diucapkan Xiao Che.

Ia percaya bahwa kondisi tubuhnya saat ini bahkan akan membuat gurunya tercengang.

"Sekarang... Kau percaya padaku?"

Suara Xiao Che yang tampak lemah dan serak terdengar di telinganya. Xia Qinyue kembali sadar dari lamunannya lalu melihat kearah Xiao Che. Dia bersandar pada kepala ranjang tempat tidur dengan badan lemas tak bertenaga. Di kening dan seluruh badannya basah kuyup oleh keringat dan wajahnya pusat pasi menakutkan, seakan-akan dia baru saja sembuh dari penyakit mematikan.

Berpikir tentang bagaimana setiap tusukan jarum mengandung tenaga dalam, Xia Qinyue merasakan ada rasa sakit dalam hatinya, perasaan seperti batinnya ditusuk-tusuk. Perasaan ini membuat pikirannya kacau karena seharusnya ia tak boleh merasakan hatinya sakit untuk orang yang dinikahinya cuma sekedar sebagai status dan bukan lainnya ini.

"Aku percaya kamu... Aku percaya kamu benar-benar dokter ajaib." Xia Qinyue melihat dengan perasaan yang kompleks: "Tampaknya kamu, orang yang dilihat hina oleh seluruh penduduk kota Awan Apung, ternyata punya kemampuan yang luar biasa... Tapi, kamu kan tahu bahwa aku tak punya perasaan sedikitpun kepadamu. Setelah sebulan, aku tetap akan meninggalkanmu selamanya... Kenapa kamu tunjukkan semua ini padaku? Kenapa memberikanku kebaikan luar biasa ini...dan bersusah payah untukku?"

Kebaikan.... Ini memang kebaikan yang tak ternilai harganya.

"Tiga alasan." Xiao Che yang tak bertenaga menjawab sambil terengah-engah tapi dengan senyum lebar di wajahnya: "Hampir semua orang merendahkanku dan kau seharusnya juga lebih punya alasan untuk merendahkanku tapi kau tidak, dan malah selalu menjaga wibawa menyedihkanku ini dengan sebaik mungkin... Kemarin malam kau pergi mencariku karena mengkuatirkanku...dan juga diam- diam memberiku selimut... Semua orang yang berbuat baik kepadaku maka aku akan lebih berbuat baik lagi kepada mereka, selamanya!"

Xia Qinyue: "....."

"Alasan kedua... Kau, bagaimanapun juga, adalah istriku."

Xia Qinyue  membuka mulutnya beberapa kali, tapi tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

"Alasan ketiga ini adalah alasan yang paling penting." Senyum di wajah Xiao Che sedikit memudar. "Aku berpikir bahwa penampilanmu setelah melepas baju pastilah merupakan pemandangan yang sangat mempesona."

"....." Setiap kali Xiao Che menggodanya dengan omongan-omongan mesum, ia akan selalu membalas dengan sikap dingin. Tapi kali ini, melihat senyum mesum di wajah pucat Xiao Che, ia tak sanggup hati memarahinya.

"Penjelasan selesai." Xiao Che menunjukkan jarinya kearah sebuah botol obat yang tadi dia bawa. "Istriku Qinyue, tuang obat dalam botol itu lalu minumlah."

Xia Qinyue menatapnya dalam lalu melangkah tanpa menanyakan itu obat untuk apa. Ia menuangkan ramuan obat dari dalam botol dan menelannya dengan sekali teguk.

"Ini terapi pertama. Jika kau ingin menjaga kondisi tubuhmu seperti ini selamanya, kau harus melakukan terapi ini sebanyak tujuh kali. Waktu terbaik melakukannnya adalah di jam tiga pagi, karena di waktu inilah kondisi terberat Yin Qi berada dan waktu terapi dengan hasil terbaik. Tentu saja kita akan melakukannya atau tidak itu semua tergantung keputusanmu."

Setelah mengatakan semua itu Xiao Che menutup matanya, kecapekan. Ini jelas bukanlah sebuah akting. Tenaga fisiknya benar-benar terkuras habis.

"Selamat beristirahat." Xia Qinyue melihat dengan perasaan yang bertambah kompleks. Setelah berkata dengan lirih, ia melangkah keluar dan menutup pintu kamar tanpa bersuara.

Berdiri di tengah halaman, ia mengangkat dan melihat kedua telapak tangannya, melihat dengan perasaannya tak karuan.

Dia itu orang seperti apa?

Setidaknya... Aku salah menilainya. Penduduk Awan Apun juga salah menilainya.

Setelah Xia Qinyue keluar, tubuh Xiao Che benar-benar tumbang lalu melungker di kasur. Dia beristirahat disana, tak mau bergerak sedikitpun, mulutnya bergerak samar menggumamkan sesuatu.

"Hu hu... Staminaku sekarang ini lemah sekali. Aku hampir pingsan hanya gara-gara membuka jalan tenaga..."

"Jika guru tahu aku menyuruh seorang pasien untuk membuka baju, beliau mungkin akan marah besar dan bisa-bisa turun dari surga untuk menghajarku... Soalnya... Aku sudah bisa mempraktekkan akupuntur menembus baju semenjak usia tiga belas tahun... Dan bisa mempraktekkan akupuntur menembus baju dengan mata tertutup saat usia lima belas... Huhuhu... Tidur ah..."

...........................................

Seluruh Klan Xiao saat ini sedang tenggelam dalam suasana yang sangat berbeda semenjak kedatangan sepucuk surat dari Sekte Xiao. Kepala Klan dan para tetua melaksanakan tugas mereka setiap hari dengan sangat rajin. Dari pagi sampai sore mereka bekerja mempersiapkan sambutan meriah untuk Sekte Xiao agar jangan sampai dianggap tidak sopan walau sedikit pun. Generasi mudanya, seakan habis menenggak steroid, berlatih makin giat. Mereka bermimpi agar bisa melakukan terobosan dalam beberapa hari kedepan ini untuk bisa meningkatkan peluang ikut serta dibawa pulang ke Sekte Xiao...

Hanya saja, semua hal ini tidak ada hubungannya dengan Xiao Che. Dia termasuk kategori orang yang paling santai di seluruh klan.

Hari ini, di kaki gunung Klan Xiao.

Tempat ini adalah kuburan yang terletak di kaki gunung yang di buat oleh Klan Xiao. Setelah meninggal dunia, anggota Klan Xiao akan disemayamkan di sini.

Xiao Lie berdiri diam di depan sebuah batu nisan. Rambut putihnya, akibat dari melewati begitu banyak perubahan dan kepedihan, bergerak bebas diterpa angin. Suara angin menderu-deru. Sunyi, tak terdengar suara selain deru angin.

Di batu nisan itu tertulis dua kata, "Xiao Ying".

"... Ying Er, aku tahu semenjak kecil kau berkeinginan untuk mengabulkan cita-cita para pendahulu yaitu kembali bergabung ke Sekte Xiao. Yaitu melepaskan julukan nasab buangan dari kita. Sekarang kesempatan telah datang, hanya saja.... Sudah terlambat enam belas tahun."

Mata Xiao Lie berkaca-kaca. Dia berdiri kaku di sana sambil mulutnya menggumamkan sesuatu.

"Aku tahu, walaupun sudah lewat beberapa tahun, banyak hal yang kau pikirkan... Urat tenaga Che Er sudah rusak sejak masih kecil... Itu tak mengapa. Walaupun dia ditakdirkan untuk menjadi orang biasa seumur hidup, tapi tanpa suatu aksi, takkan timbul perselisihan dan kebencian. Sekarang Che Er sudah menikah. Aku berharap mulai dari sekarang dia akan selalu hidup tenang dan damai... Walaupun dia bukan anak kandungmu, dia tetaplah seorang anak yang dilindungi oleh anak kandung dan kalian berdua seumur hidup. Aku juga akan melindungi kedamaiannya semampuku..."

*krak*

Suara sesuatu yang patah terdengar lirih di telinganya hingga membuatnya tersentak. Dia kembali sadar dari lamunannya dalam sekejap lalu menoleh dan berteriak pelan: "Siapa?"

Mengikuti teriakan itu, sosok Xiao Yulong berjalan keluar dari balik pohon berbatang besar di tengah taman makam. Dia melihat kearah Xiao Lie dengan bingung. Dia maju beberapa langkah kedepan lalu memberi hormat sebagai junior: "Yulong memberi salam kepada Tetua Ke-lima... Aku tak menyangka akan berjumpa Tetua Ke-lima disini. Apa Yulong mengganggu Anda?"

Tatapan mata Xiao Lie menunjukkan kalau ia terganggu... Hatinya baru saja diselimuti kesedihan dan dia ingin seorang diri sementara waktu. Sangat tak terduga bahwa dia tak menyadari kehadiran orang lain disini. Dia juga tidak tahu apakah Xiao Yulong mendengar gumamannya barusan atau tidak. Dia mengernyitkan alisnya sambil bertanya: "Yulong, sedang apa kau di sini?"

Xiao Yulong dengan cepat menjawab: "Utusan Sekte Xiao akan datang besok. Ayah percaya bahwa ini adalah sebuah peristiwa yang akan menentukan nasib Klan Xiao kedepannya dan merasa harus mengabarkannya ke kakek. Jadi dia menyuruhku datang kesini... Tanpa sengaja malah mengganggu Tetua Ke-lima, Yulong berbuat kesalahan."

"Terus, apa kau dengar apa yang tadi kukatakan?" Ucapan Xiao Lie mendadak berubah jadi kaku dan dingin. Aura kuat tiba-tiba menekan Xiao Yulog.

Kekuatan seseorang yang berada di puncak Tenaga Alam Spirit lebih dari cukup untuk menekan Xiao Yulong dengan kekuatan yang dia punya saat ini. Bersamaan dengan wajahnya yang memucat, Xiao Yulong segera menggelengkan kepala seraya berkata: "Yulong baru saja tiba. Jika Tetua Ke-lima tidak bertanya tadi, aku tidak akan tahu keberadaan Tetua Ke-lima. Aku jelas tidak mendengar Tetua Ke-lima mengatakan sesuatu... Jika Tetua Ke-lima tak ingin diganggu, Yulong akan segera pergi."

Xiao Lie tidak menemukan sedikitpun keganjilan di ekspresi Xiao Yulong. Dia sedikit lega dan menarik kembali auranya. Dia lalu berkata santai: "Lupakan saja, tidak ada apa-apa. Utusan Sekte Xiao akan datang besok. Yang paling mungkin terpilih adalah kau. Saat itu tiba, kau akan mewujudkan harapan terbesar dari nasab kita."

"Kata-kata Tetua Ke-lima sungguh berat. Yulong tak pantas menerimanya." Kata Yulong, merendah.

Setelah beranjak pergi, ekspresi Xiao Yulong berubah. Dia mengusap janggutnya dengan tangan kanan dan bermuka masam sambil bergumam: " Jangan-jangan... Kalau hal ini benar... Ini sungguh akan menarik..."


EmoticonEmoticon