Selasa, 04 Oktober 2016

ATG Indonesia Chapter 22


Againts The Gods Bahasa Indonesia
Chapter 22: Pergolakan (1)

---------------+------
Penerjemah: PujanggaCinta
Catatan: Maap terlambat rilis, ada anggota keluarga yang opname di RS. Jadi harap maklum ya.. :)
------+----------------

Tidak lama setelah kepergian Xiao Lingxi, Xia Qinyue pulang. Hari ini dia menukar gaun merahnya dengan gaun berwarna biru air dengan bordir berdesain burung phoenix. Di rambutnya terdapat hairpin dari batu safir, sepasang mutiara bergelantungan di kedua telinganya, dan di lehernya melingkar kalung mutiara biru safir. Kulit lehernya yang kelihatan memancarkan kilau putih salju, begitu transparan seakan-akan tulang dibaliknya dapat dilihat. Ia memancarkan cahaya yang sungguh mempesona mata.

Xiao Che memandanginya dengan takjub dan mata yang bersinar-sinar. Pemandangan indah yang langka ini, bukankah seperti lukisan bidadari yang turun dari langit..?

Xia Qinyue masuk melalui pintu, tiap langkahnya begitu ringan dan anggun seakan berjalan diatas awan. Wajah seputih salju dan leher pucatnya tidak hanya cantik sampai pada tingkatan ekstrim, namun juga memancarkan aura bangsawan dan kebanggaan yang membuat orang lain merasa malu... Tak seorang pun akan percaya bahwa dia hanyalah seorang anak gadis dari seorang pedagang kota kecil, melainkan akan beranggapan bahwa dia adalah seorang ratu yang berkedudukan tinggi dan tak terjangkau.

Xiao Che memandanginya sambil bengong dan hatinya menghela seribu kali... Hanya ruang kamar inilah tempat dia untuk ganti baju. Ia pastilah tertidur dengan pulas sampai-sampai melewatkan kesempatan untuk bisa melihat pemandangan indah saat dia berganti baju! Aaahhhhh, benar-benar tak bisa dimaafkan! Ia menyesal.

"Gaun biru lebih cocok untukmu daripada gaun merah." Puji Xiao Che tulus sambil terus memandanginya, senang bukan kepalang.

Xia Qinyue tidak tergerak sedikitpun oleh pujian itu. Melihat mangkuk sup yang kosong di meja, dia berjalan dan mengambilnya, lalu akan beranjak keluar.

"Apa kau yang membuat sup ayam itu?" Tanya Xiao Che.

"Apa rasanya gak enak?" Tanya Xia Qinyue dengan sikap dingin sambil masih membelakangi Xiao Che. Namun begitu, jauh didalam hatinya terbersit suatu perasaan yang bahkan tak dimengerti olehnya.

"Rasanya lezat sekali. Baru kutahu sekarang ternyata kau itu pintar sekali masak sup." Kata Xiao Che sambil tersenyum. Ia lalu berdiri dan merenggangkan tangannya sambil berkata: "Untuk membalas sup ayam buatan istriku Qinyue, nanti malam di ranjang...aku akan mengerahkan  tenaga lebih dari sebelumnya."

"...." Xia Qinyue sudah mulai terbiasa dengan rayuan mesumnya. Dia berkata tanpa ekspresi: "Utusan dari Sekte Xiao akan datang sore ini. Pemimpinnya adalah Putra termuda dari Ketua Sekte Xiao, Xiao Kuangyun. Kudengar dari guruku bahwa tingkat tenaga dalam Xiao Kuangyun ini tergolong biasa diantara generasi muda Sekte Xiao dan reputasinya diluar buruk sekali. Namun, ia sudah pasti dimanja karena sebagai anak termuda. Tidak ada seorang pun di Kota Awan Apung yang berani cari gara-gara dengannya. Lebih baik jangan bertemu dengannya secara langsung bertatap muka."

"Xiao Kuangyun? Oke aku mengerti istriku Qinyue. Terima kasih udah memperingatkanku." Kata Xiao Che dengan mata bersinar.

...................

Hari ini adalah hari kedatangan utusan dari Sekte Xiao.

Kabar kedatangan Sekte Xiao tidak hanya mempengaruhi Klan Xiao, namun juga mempengaruhi seluruh Kota Awan Apung.

Kota Awan Apung adalah kota terendah di kerajaan Angin Biru dalam semua aspek. Di sisi lain, Sekte Xiao berada pada posisi puncak di kerajaan Angin Biru. Jarak kedudukan keduanya sangatlah jauh. Orang-orang dari Sekte Xiao...dan juga putra termuda dari Ketua Sekte Xiao datang kesini secara pribadi sama halnya seperti seorang raja datang berkunjung ke rumah penduduk miskin. Seluruh Kota Awan Apung diselimuti semacam rasa gugup. Sebagian orang ada yang menantikannya dengan harapan bisa sedikit membuat koneksi dengan Sekte Xiao. Dan sebagian besar lainnya merasa khawatir dalam hati mereka. Setelah mengetahui Sekte Xiao akan datang sore ini, mereka segera mengunci diri di dalam rumah karena khawatir kalau-kalau secara tak sengaja menyinggung pihak Sekte Xiao... Kalau pihak Sekte Xiao hendak membunuh mereka, itu tak jau beda dengan menginjak seekor semut. Bagi mereka, hukum dianggap hanya sebagai sebuah lelucon.

Kediaman utama Klan Xiao sudah bersih dan tertata rapi tanpa seberkas debu pun yang kelihatan. Dua hari yang lalu, kediaman Klan Xiao yang terluas dan terindah yang biasa dihuni oleh Xiao Yunhai sudah disapu dan didekorasi indah. Bahkan kasur, selimut dan furnitur telah diganti baru semua. Dan lagi, Xiao Yunhai pindah ke kediaman yang kecil di sebelahnya. Bahkan makanan mewah untuk beberapa hari sudah dipersiapkan olehnya. Walaupun ia kecapekan setengah mati, wajahnya terlihat ceria. Hal ini karena ia yakin seratus persen bahwa anaknya, Xiao Yulong, kali ini akan dipilih oleh Sekte Xiao. Pada saat itu, nasib anaknya akan melambung sampai ke langit. Dan ia sebagai ayahnya akan menjadi orang yang disegani oleh seluruh penduduk kota Awan Apung...tidak, bahkan akan disegani oleh semua penduduk dalam radius seratus li! {1 li = 0,5 km}

Mulai dari jam 10 pagi, Xiao Yunhai secara pribadi sudah memimpin para tetua menunggu di pintu gerbang untuk menyambut tamu Sekte Xiao. Mereka menunggu sampai siang...terus...sampai sore...sampai pada jam 5 sore seorang murid Klan Xiao berlari sambil berteriak dari kejauhan: "Ketua Klan! Mereka.. Mereka tiba! Orang-orang Sekte Xiao telah tiba... Kemewahan itu.. Sudah pasti itu mereka!"

Tubuh semua orang tersentak. Xiao Yunhai bergerak melangkah maju dan  berteriak pelan: "Cepat! Beritahukan semua orang agar segera bersiap. Aku tak akan memaafkan siapapun yang mengacaukan acara dan menyinggung tamu agung kita. Para tetua, ikut aku menyambut mereka sekarang juga!"

Xiao Yunhai lari sekuat tenaga! Hanya setelah ia menempuh jarak lebih dari satu li ia dapat melihat empat orang berjalan kearah mereka dengan santai.

Diantara empat orang itu, ada seorang pemuda berumur 20-an yang berjalan paling depan dengan memakai baju mewah, bentuk badan biasa, dan wajah yang rata-rata. Wajah putihnya tampak seperti memudar dan penampilannya seperti seseorang yang hidup selalu bersenang-senang. Jika dilihat sekilas, ia takkan mencolok jika berada di kerumunan orang. Namun dengan wajah rata-ratanya itu, ia penuh dengan keangkuhan liar dan kecongkakan. Tangannya berada di belakang saat berjalan, matanya melihat keatas, tak melirik sedikit pun pada orang-orang yang lewat di jalan, seakan hanya dengan melihat mereka dapat mengotori matanya.

Seorang tetua dengan tampang sekalem air dan berpakaian serba hitam mengikutinya di belakang. Dan di belakangnya lagi ada dua orang pemuda yang juga berpakaian hitam. Terdapat sebuah corak gambar elang di bahu masing-masing pemuda itu.

Xiao Yunhai mengambil nafas panjang lalu bergegas menyambut mereka. Dia mengepalkan tangannya memberi salam, tubuhnya condong kedepan, dengàn hati-hati dan sopan bertanya: "Permisi.. Apakah Anda berempat adalah tamu agung dari Sekte Xiao?"

Pemuda yang di depan berhenti dan melihat malas padanya lalu menjawab sambil matanya setengah terbuka: "Benar. Bangsawan ini adalah Xiao Kuangyun dari Sekte Xiao."

Sikap menghormat Xiao Yunhai langsung seketika itu makin bertambah. Dengan penuh hormat ia berkata: "Ternyata memang benar empat tamu agung, Baguslah! Sudah sejak dari tadi kami menunggu. Hamba adalah Ketua saat ini Klan Xiao di Kota Awan Apung. Lima orang di belakang hamba adalah lima tetua kehormatan dalam klan. Untuk ke-empat tamu agung yang telah mau datang dari jauh ke Klan Xiao ini, kami sungguh berterima kasih sekali."

"Tak perlu banyak basa-basi." Xiao Kuangyun melihat lima tetua satu per satu. Lalu mengibaskan tangannya seraya berkata: "Tunjukkan jalannya."

"Baik, baik! Silakan ikuti hamba." Xiao Yunhai menunduk hormat lalu berbalik badan dan menunjukkan jalan menuju Klan Xiao.

"Mohon maaf sebelumnya, hamba tidak tahu siapakah senior ini..."

"Xiao Moshan." Tetua berpakaian serba hitam itu menjawab acuh. Raut wajahnya tanpa ekspresi seperti mayat.

Xiao Yunhai tidak berani bertanya lebih jauh, hatinya dipenuhi rasa takut. Ia dapat menebak tingkat tenaga dalam Xiao Kuangyun, namun ia tak bisa merasakan sedikitpun tenaga dalam dari tubuh Xiao Moshan ini. Hal ini menunjukkan bahwa Xiao Moshan tidak berlatih tenaga dalam, yang mana hal ini sangatlah mustahil. Kemungkinan lainnya adalah tingkat tenaga dalamnya jauh melebihi dirinya sehingga ia tak bisa mendeteksinya.

Saat mereka tiba di kediaman Klan Xiao, sudah banyak orang yang berdiri menunggu di pintu gerbang. Setelah mereka melihat sikap hormat dari Xiao Yunhai, hati mereka berdegup kencang. Mata mereka tertuju pada seorang pemuda angkuh, lalu segera datang menyambutnya dengan tergopoh-gopoh.

"Boleh hamba bertanya kalau Tuan Muda ini tamu dari Sekte Xiao?" Seorang paruh baya berseragam lengkap yang berada di depan bertanya dengan hormat.

"Siapa kau?" Xiao Kuangyun memicingkan matanya yang setengah terbuka.

"Ak... Hamba gubernur Kota Awan Apung. Nama hamba Situ Nan. Ketika hamba dengar ada tamu agung dari Sekte Xiao akan datang, hamba... Hamba segera datang untuk menyambut Anda." Suara Situ Nan mulai gugup gemetaran dan keringat dingin bercucuran di keningnya. Sebagai seorang gubernur Kota Awan Apung,  ia telah bertemu banyak sosok penting, namun banyaknya tamu penting yang pernah ia temui itu tak sebanding dengan tuan muda dari Sektw Xiao Ini. Tuan muda di depannya hanya berwajah rata-rata, namun sepatah kata darinya bisa menentukan hidup mati dirinya.

"Hamba adalah Yuwen Ba. Hamba sudah lama berhubungan baik dengan Ketua Klan Xiao. Ham...Hamba datang untuk menyaksikan keagungan tuan muda dari Sekte Xiao. Hamba juga membawa hadiah sekedarnya, semoga tuan muda senang menerimanya." Kepala Keluarga  Yuwen, yang terhitung punya kedudukan sejajar dengan Klan Xiao dan Kota Awan Apung, juga bergegas maju kedepan memperkenalkan diri dengan penuh hormat sambil tangannya mengulurkan sebuah kotak giok yang yang kecil dan indah.

Xiao Kuangyun melihat pada kotak giok tersebut lalu tangannya mengisyaratkan kepada kedua pemuda di belakangnya: "Terima itu."

Salah seorang dibelakangnya kemudian maju kedepan dan mengambil kotak giok itu dengan tanpa ekspresi.

Melihat bahwa tuan muda Sekte Xiao mau menerima pemberiannya, wajah Yuwen Ba berseri-seri. Orang-orang lainnya yang juga ingin mempunyai sedikit hubungan dengan Sekte Xiao segera berdesakan memperkenalkan diri sambil memberi hadiah...Xiao Kuangyun menerima semua hadiah tanpa menolak seorang pun. Lalu dengan menyipitkan matanya, ia berkata acuh: "Kalian semua mundur. Hari sudah mulai larut. Kalau ada yang ingin dibicarakan, silakan besok saja."

"Benar, benar! Tuan Muda Xiao habis menempuh perjalanan panjang. Ia pasti lelah. Kami akan datang kembali besok setelah Tuan Muda Xiao sudah beristirahat." Kata gubernur Situ sambil menganggukkan kepala.

Kemudian mereka membubarkan diri.

Xiao Yunhai dan lima tetua memperkenalkan Klan Xiao kepada Xiao Kuangyun. Xiao Yunhai berkata kepada mereka: "Ke-empat tamu agung menempuh perjalanan jauh dari Sekte Xiao hingga kemari pastilah merasa lelah. Bagaimana jika Anda istirahat dulu? Tempat peristirahatan yang elegan dan nyaman sudah dipersiapkan."

"Tak perlu, badanku tidak selemah itu." Mata Xiao Kuangyun menjelajah ke tiap sudut Klan Xiao dan mulutnya melebar merendahkan. Ia lalu berkata tanpa antusias: "Jika bukan karena kematian tetua XiaoZheng, aku takkan pernah tahu tempat terpencil seperti ini. Kudengar bahwa pendahulu Klan Xiao ini adalah sampah tak berguna dari Sekte Xiao yang dibuang. Namun, seburuk apapun, ia tetaplah orang dari Sekte Xiao. Walau ia adalah sampah yang tidak didinginkan oleh Sekte Xiao, ia berhasil menjadi tuan di tanah ini. Berhasil berkembang bertahun-tahun sampai sekarang, tidaklah terlalu buruk."

"Ya, ya. Terima kasih atas pujiannya Tuan Muda Xiao."

Menghadapi cercaan dan hinaan tanpa basa-basi dari Xiao Kuangyun, Xiao Yunhai masih menunduk dan malah berterima kasih. Bagaimana mungkun ia berani membantah sedikitpun?

"Orang meninggal perlu dihormati. Aku kemari untuk memenuhi keinginan terakhir tetua Xiao Zheng. Kami dengan jelas sudah menerangkannya di dalam surat. Besok pagi kumpulkan semua orang di halaman ini. Tak boleh ada satu orang pun yang kelewat. Aku sendiri yang akan memilih satu orang untuk dibawa ke Sekte Xiao." Setelah mengucapkan kalimat terakhir ini, ia mengangkat kepalanya tinggi seolah ia mengumumkan titah berkah dari langit.

1 komentar so far

akhirnya ketemu juga yg terjemahin ATG lebih bagus dari pada blog lain ! terimakasih buat peterjemah :)


EmoticonEmoticon